Kerajinan Atap Ilalang Berkembang Pesat di Banyuwangi Berkat Tren Pariwisata

BANYUWANGIHITS.ID – Pertumbuhan sektor pariwisata di Banyuwangi membawa dampak positif bagi berbagai sektor ekonomi lainnya, termasuk usaha kerajinan atap ilalang. Budi Hartono, warga Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah, adalah salah satu yang merasakan berkah dari tren ini. Melalui kreatifitasnya, ilalang yang sering dianggap tanaman liar kini menjadi sumber penghasilan utama bagi Budi dan belasan warga yang bekerja bersamanya.
Kisah Budi berawal dari PHK yang ia alami setelah bekerja hampir dua tahun di sebuah pabrik rokok di Malang. Kembali ke Banyuwangi, Budi sempat kebingungan mencari penghasilan hingga akhirnya tanpa sengaja menemukan ide membuat atap anyaman dari ilalang kering.
“Saat itu saya sedang ikut memugar makam Mbah Semi, tokoh penari gandrung pertama di Banyuwangi. Setelah selesai, saya terpikir untuk menjadikan ilalang sebagai atap anyaman,” ujar Budi saat berbincang dengan Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, pada acara Bunga Desa, Selasa (17/9).
Budi mulai mencoba menawarkan produk anyaman atap ilalangnya ke beberapa kafe dan pengusaha homestay yang mengusung tema tradisional. Tidak disangka, minat pasar sangat besar. Pesanan pertama dalam jumlah besar datang dari sebuah kafe dan homestay di Desa Kemiren, yang meminta hingga enam ribu lembar anyaman.
“Dari situ saya melihat peluang besar. Saya ajak warga sekitar untuk membantu memenuhi pesanan,” jelas Budi.
Kini, Budi mempekerjakan 15 orang warga setempat untuk memproduksi anyaman atap. Pesanan tidak hanya datang dari Banyuwangi, tetapi juga dari Jember, Surabaya, hingga Bali. Meskipun sempat mendapat tawaran untuk ekspor, Budi masih menghadapi keterbatasan bahan baku, terutama saat musim kemarau.
Untuk mengatasi masalah ini, Budi kini menyetok ilalang sebanyak mungkin saat musim hujan dan membeli dari warga yang mencarinya di lahan kosong di sekitar perumahan.
“Atap anyaman ilalang berukuran 2,5 x 1,5 meter saya jual dengan harga 15 ribu rupiah per lembar. Kalau pesan banyak, harga bisa lebih murah,” tambahnya.
Bupati Ipuk mengapresiasi usaha yang dijalankan Budi, seraya menekankan pentingnya sektor pariwisata yang menjadi katalis bagi pertumbuhan ekonomi lokal.
“Ini adalah ide yang sangat kreatif dan sesuai dengan tren pariwisata Banyuwangi yang mengusung tema tradisional dan natural. Produk seperti ini tentu sangat menjanjikan,” ucap Ipuk.
Dengan semakin banyaknya kafe dan homestay yang memilih konsep alami, kerajinan atap ilalang dari Banyuwangi ini diprediksi akan terus berkembang. (YUD/SUC)