Bersama Tim Penggerak PKK Kota Pasuruan Danone Luncurkan Program Sehat Dengan Isi Piringku

Pasuruhan – Danone Indonesia meluncurkan Program Sehat dengan Isi Piringku bersama Ketua Tim Penggerak PKK Kota Pasuruan Hj. Fatma Saifullah Yusuf. Peluncuran digelar secara hybrid, berlangsung di Gedung Gradika Bhakti Praja Pasuruan.
Pelatihan tersebut, bertujuan untuk mendorong transformasi pengetahuan sekaligus penyadaran masyarakat akan pentingnya asupan gizi seimbang dan beragam melalui panduan isi piringku. Kegiatan yang diikuti 130 peserta meliputi, guru TK/PAUD sebanyak 50 orang, Kader Posyandu 50 orang, pengurus TP PKK 15 orang dan pemangku kepentingan serta dari Dinas terkait di Kota Pasuruan.
Danone Indenesia dengan visinya One Planet One Health, memiliki makna bahwa kesehatan masyarakat beserta kesehatan dari planet kita, memiliki keterkaitan. Apa yang kita konsumsi akan memberi manfaat sekaligus dampak Kesehatan bumi. setiap orang bisa turut andil dengan revolusi pangan, dan memelihara kebiasaan makan dan minum yang lebih sehat dan lebih berkelanjutan.
Sustainable Development Director Danone Indonesia, Karyanto Wibowo mengatakan bahwa sejak 2018 Danone Indonesia telah meluncurkan program sehat dengan isi piringku.
“Program ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat supaya memahami porsi makan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan gizi. Gizi yang cukup diperlukan oleh anak sejak 1000 Hari Pertama Kehidupan, komposisi dan asupan yang cukup bisa menghindarkan anak dari potensi stunting, perlu memutus siklus stunting untuk masa depan yang lebih baik,” ujar Karyanto.
Materi Pelatihan yang diterima kader Posyandu Kota Pasuruan ini akan menjadi materi pembelajaran isi piringku kepada para siswa di lembaga masing-masing dan pengunjung Posyandu. Panduan isi piringku menjadi bagian dari materi pembelajaran di TK/PAUD serta Posyandu. Danone Indonesia bermitra dengan NGO SPEKTRA sebagai pendamping dalam pelaksanaan di lapangan.
Untuk memastikan program ini akan berjalan sesuai yang direncanakan, maka selama 3 bulan pasca pelatihan akan dilakukan pendampingan oleh fasilitator. Setiap TK/PAUD dan Posyandu sasaran program diberikan bantuan berupa kaos T-shirt, Alat Peraga Edukasi (APE) berupa boneka sayur, timbangan badan dan alat pengukur perkembangan tinggi badan (stature meter).
Sementara, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Pasuruan Hj. Fatma Saifullah Yusuf dalam sambutannya mengapresiasi apa yang sudah dilakukan Danone Indonesia.
“Kami menyambut dengan sukacita, dengan senang hati program yang meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat Kota Pasuruan. Saya berharap program ini benar-benar bisa mentransformasikan pengetahuan tentang Kesehatan kepada Ibu-ibu dan anak-anak melalui Posyandu,” kata Fatma.
“Di dalam satu piring, sekali kita makan terdiri dari 30% makanan pokok (karbohidrat), 30% sayuran, 20% lauk-pauk, dan 20% buah-buahan, dan harus diperhatian konsumsi air mineral per hari 6 gelas bagi anak-anak dan 8 gelas bagi orang dewasa. Konsumsi buah dan sayur, harus menjadi perhatian kita semua, karena data Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa Konsumsi buah bagi anak usia diatas 5 tahun, angka rata-rata nasional 0,7% dan Jatim 0,8%,” sambungnya.
Sedangkan untuk konsumsi sayur, angka nasionla rata-rata 1%, sedangkan jawa timur 1,1%. Ini sebuah ironi, bahwa kita adalah negeri tropis dengan produk sayur dan buah yang melimpah. Mengapa demikian, karena masih rendahnya edukasi dan penyadaran kepada masyarakat terkait dengan pola makan yang tepat dalam memenuhi kebutuhan gizi.
Direktur NGO SPEKTRA Rony Sya’roni menjelaskan kemitraan dengan Danone Indonesia dengan NGO SPEKTRA telah berjalan di Kabupaten Badung dan Kota Denpasar Provinsi Bali. Dilanjutkan dengan Kabupaten Mojokerto dan Kota Pasuruan Provinsi Jawa Timur.
“Sasaran program adalah anak usia 4-6 tahun, siswa TK/PAUD serta pengunjung Posyandu. Khusus Kota Pasuruan, sasaran program Isi Piringku adalah 50 lembaga TK/PAUD dengan jumlah siswa sebanyak 1.430 anak, dan guru sebanyak 203 serta 50 Posyandu dengan jumlah pengunjung sekitar 2.500 anak,” tutur Roni menutup penjelasan dengan data.
Perlu diketahui, Isu stunting yang telah menjadi perhatian Pemerintah, selama 2 tahun terakhir ini nyaris tenggelam, akibat terjadinya wabah pandemi covid 19. Beruntung atas kerja keras semua pihak, Kota Pasuruan telah dinyatakan masuk pada level 1 atau zona hijau (Oktober 2021).
Hal itu membuat semua pihak, mulai melakukan kegiatan kembali baik sosial maupun ekonomi dengan tetap waspada dan menerapkan protokol Kesehatan di keseharian. Melandainya penyebaran covid 19, bukan berarti kita telah terbebas dari masalah kesehatan. Stunting masih menjadi masalah yang serius, dan secara jangka panjang akan berpengaruh terhadap kualitas SDM Bangsa Indonesia.
Angka stunting secara nasional, pada tahun 2019 sebesar 27,67%, jauh lebih tinggi dibandingkan toleransi maksimal angka stunting yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 20%. Sementara angka stunting di Kota Pasuruan berdasarkan data riskesdas tahun 2018, sebesar 34,88 %. dan terakhir tahun 2019 angka stunting turun menjadi 23,1 %.
Hasil yang luar biasa ini perlu diapresiasi, karena telah berada dibawah angka prevalensi stunting Provinsi Jatim tahun 2019 sebesar 26,9%. Namun demikian masih diatas angka toleransi maksimal WHO yaitu 20%. Keberhasilan menurunkan angka stunting, satu diantaranya adalah upaya meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat.(KABARPAS/DIK)