Dosen UNIBA Gagas Pertanian Mandiri Energi Dengan Memanfaatkan Tenaga Surya

BANYUWANGIHITS.ID – Terus kembangkan sektor pertanian di Banyuwangi, Kampus Universitas PGRI Banyuwangi (UNIBA), rancang Instalasi Pencahayaan Tanaman Buah Naga dengan memanfaatkan panas Matahari (Solar Cells) sebagai sumber listrik. Program yang digagas dua Dosen di Uniba yakni, Adi Pratama Putra bersama Adi Mulyadi, tentunya sangat menghemat biaya pencahayaan tanaman dengan nama latin Hylocereus polyrhizus.
Adi Pratama Putra mengatakan, petani di Banyuwangi cukup banyak meningkatkan produktivitas buah naga dengan melakukan pencahayaan. Namun di satu sisi, proses pencahayaan yang masih menggunakan listrik PLN, justru membuat pendapatan petani menurun, lantaran biaya listrik setiap bulan juga dikeluarkan.
” Jika menggunakan tenaga matahari melalui solar cells, tentunya petani tak perlu lagi merogoh kantong untuk membayar biaya bulanan listrik PLN, ” kata Adi, sapaan akrabnya, Kamis (14/10/21)
Saat ini, kata Adi, permasalahan yang dialami oleh Petani asal Desa Wringinpitu, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi adalah ketidak mampuan dalam memberikan pencahayaan secara intens bagi tanaman buah naga. Sehingga, petani hanya bisa memanen buah naga disaat musim panen dengan harga yang terjun bebas.
“Biaya operasional listrik yang mahal menjadi penyebabnya. Akibatnya petani tak mampu memenuhi permintaan pasar. Saat ini petani hanya mampu memenuhi 50% dari permintaan buah naga dengan mengeluarkan biaya listrik sebesar empat juta delapan ratus rupiah per bulan,” ungkap Adi Pratama Putra
Oleh karena itu, teknologi solar cells diterapkan untuk sedikit mengurangi ketergantungan petani buah naga terhadap suplai listrik dari PLN. Secara teknis penerapannya pun tergolong sederhana. Di lahan milik salah satu Petani bernama Bambang Diakrip, empat buah instalasi panel surya 250 WP dipasang di atap gazebo (lahan 1), dan satu panel surya 500 WP dipasang di atap gazebo (lahan 2).
Kemudian dikonversi dengan inverter tiga fasa untuk menyuplai beban lampu. Beban lampu dikendalikan oleh solar charge controller maximum power point tracking (SCC MPPT) untuk tegangan output yang dibutuhkan beban. Sedangkan pengisian panel surya disimpan pada baterai 12 volt. Lampu yang digunakan adalah 170 buah lampu dengan daya masing-masing lampu adalah 10 watt.
” Dengan penggunaan sollar cells, biaya operasional listrik mampu ditekan, hingga sebesar Rp 1,400,000 per bulan. Ekonomi petani meningkat sebesar 95% yang akibat adanya peningkatan panenan. Dengan rata-rata panen musim atau di luar musim adalah 13-15 ton,” papar Dosen Uniba bergelar Magister Teknik. (IKHWAN/DIN)