Tutup Iklan X

Hama Ulat Bulu Semakin Merebak, Berikut Penjelasan Dokter Hewan

 

Banyuwangihits.id – Beberapa hari terakhir, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Banyuwangi turun tangan membasmi hama ulat bulu. Populasi ulat bulu yang membludak tersebut ditemui di sejumlah kecamatan, yakni Banyuwangi, Kabat, dan Rogojampi.

Jumlah populasi yang tak terkontrol membuat sebagian warga resah. Pasalnya, ulat bulu yang marak belakang ini merupakan jenis ulat bulu yang memiliki bulu di sekujur tubuhnya. Bulu-bulu itu akan menyebabkan gatal disertai panas jika tak sengaja tersentuh oleh manusia. Terlebih jika ulat bulu dalam jumlah banyak.

Untuk menangani hama ulat bulu, petugas Damkarmat akan menyemprotkan insektisida (racun serangga) yang dicampur dengan air. Saat menyemprotkan insektisida, petugas akan mengenakan pakaian tertutup untuk menhindari kontak langsung dengan ulat bulu.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Jawa Timur IV, drh. Risa Isna Fahziar menjelaskan, munculnya serangan ulat bulu ini bisa karena beberapa faktor, alah satunya yang memungkinkan adalah semakin sedikitnya predator alami ulat bulu, yang tidak lain adalah burung.

Baca juga :  HUT ke 19 PPDI Kabupaten Banyuwangi Berharap Pemerintah Memberikan Penguatan Hukum Perangkat Desa

“Kita lihat predator alami sudah semakin berkurang di alam. Kalau dulu, di lingkungan kita, kita pasti sering mendengar ada kicauan burung prenjak, hingga burung cendet, sekarang tidak lagi,” paparnya.

Risa Isna Fahziar menilai, berkurangnya populasi burung disebabkan karena banyaknya perburuan liar. Apalagi, burung-burung tersebut tidak termasuk sebagai hewan yang dilindungi keberadaannya.

“Dengan ini, masyarakat mungkin bisa sadar, jika burung-burung itu tidak ada di alam, salah satu dampaknya akan seperti ini,” ujar dia. (IND/DIK)