Tutup Iklan X

Abrasi, Setahun Kikis 60 meter Pantai Banyuwangi.

Abrasi  Terus  Mengikis Pantai Cemara Banyuwangi. (Foto: Hermawan Banyuwangi Hits)
Abrasi Terus Mengikis Pantai Cemara Banyuwangi. (Foto: Hermawan Banyuwangi Hits)

BANYUWANGI,  Banyuwangihits-Abrasi air laut terus terjadi di sejumlah pantai di Kabupaten Banyuwangi. Seperti salah satunya di Pantai Cemara.

Menurut Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pantai Cemara, Mohammad Muhyi, abrasi air laut itu terjadi sejak bulan Mei 2020 lalu hingga saat ini.Kata dia, abrasi ini telah mengikis 60 meter pantai di kawasan wisata pantai cemara.

“Akibatnya ada sekitar 2000 lebih pohon cemara laut yang ditanam di pinggir pantai tumbang akibat dihantam ombak besar,”ujar Muhyi Senin (7/6/2021)

Muhyi mengatakan, abrasi air laut tersebut, diduga akibat faktor alam. Untuk mengatisipasi kerusakan yang semakin parah, pihaknya bersama anggota pokdarwis Pantai Cemara, telah memasang tanggul penahan ombak.

Selain itu, juga dilakukan penanaman ulang pohon cemara laut dan pohon magrove di pinggir pantai yang mencapai 1500 pohon.

“Abrasi yang terjadi bulan 5 kemarin untuk 2020 kisaran 60 meter dari depan sini. Tapi untuk sepanjang kanan kirinya ada geser yang 40 meter itu yang kena abrasi. Tapi alhamdulillah kita ini selalku pengelola dan anggota kami tetap komitmen bagaimana kedepanya pantai cemara ini supaya tidak terjadi itu lagi kita selalu melakukan penanaman ulang,”tambah Mohammad Muhyi

Baca juga :  Warga Banyuwangi Tangkap Binturong yang Dikira Babi Ngepet

Mohammad Muhyi menambahkan, abarasi air laut selain mengikis pantai dan merusak ribuan pohon cemara laut, juga merusak habitat penyu yang ada di wilayah pantai Cemara.

“Bahkan, tempat penangkaran penyu di kawasanpantai Cemara juga ikut rusak akibat abrasi,”katanya

Sebelum abrasi, penyu yang mendarat untuk bertelur di pantai Cemara mencapai 80 ekor. Itu Artinya ada sekitar  8000 telur penyu dalam satu bulan. Namun selama abrasi air laut melanda  wilayah pantai Cemara, penyu yang  mendarat hanya berkisar 25 ekor saja.

“Itu artinya hanya ada sekitar 2500 telur penyu, ini sangat ,menurun drastis dibandingkan sebelum adanya abrasi,” kata Muhyi

Untuk mengantisipasi punahnya penyu di kawasan pantai Cemara tersebut, pihaknya  terus melakukan konservasi dan pelepas liaran penyu yang sudah menetas. Sehingga habitatnya tetap terjaga.

“Kita saat ini terus berupaya untuk, melakukan konservasi terhadap penyu-penyu yang ada di pantai cemara ini, sehingga tidak punah,”ujar Muhyi

Baca juga :  Penjual Sapu Keliling Ditemukan Meninggal di Selokan, Diduga Karena Kelelahan dan Sakit Asma

Sementara itu, salah satu pengujung wisata Pantai Cemara Banyuwangi, Andika mengaku sangat prihatin dengan abrasi yang melanda pantai yang menjadi primadona masyarakat Banyuwangi ini. Karena akibat abrasi ini banyak yang rusak.

“Saya terkejud ya ketika baru datang tadi karena saya cukup lama tidak ke pantai cemara ini, mengalami perubahan karena abrasi, tapi untungnya pohon cemaranya masih banyak yang tidak kena abrasi,”cetus Andia

Dia berharap, pemerintah setempat turun tangan untuk mengantasi abrasi tersebut, dengan membangun tanggul penahan ombak. Sehingga kerusakan pohon cemara laut ini tidak semakin parah

“Mudah –mudahan pemerintah segera turun tangan , sehingga kerusakanya tidak semakin parah. Kalau ini dibiarkan terus, pohon cemara yang menjadi daya tarik masyarakat ini perlahan akan rusak akibat dihantam air laut,”pungkas Andika (Hermawan)