Tutup Iklan X

KNKT: Butuh Waktu 1 Tahun Untuk Mengungkap Penyebab Tenggelamnya KMP Yunicee

Investigator  KNKT  Bambang Irawan Memberikan Keterangan Pers Kepada Wartawan di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi. (Foto: Irham Banyuwangi Hits)
Investigator KNKT Bambang Irawan Memberikan Keterangan Pers Kepada Wartawan di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi. (Foto: Irham Banyuwangi Hits)

BANYUWANGI, Banyuwangihits – Untuk mengungkap penyebab tenggelamnya KMP Yunicee di Selat Bali diperkirakan membutuhkan waktu 6 bulan hingga 1 tahun. Penyebab lamanya waktu yang dibutuhkan, karena data yang dimiliki oleh tim investigasi dalam hal ini Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) harus lengkap dari berbagai sumber.

Investigator KNKT, Bambang Irawan saat di ASDP Ketapang Banyuwangi mengatakan, sejumlah data yang dibutuhkan diantaranya meliputi data dari perusahaan pelayaran, wawancara dengan awak kapal dan kondisi cuaca saat itu. Selain itu yang tak kalah penting kata dia yakni mengenai prosedur bongkar muat kapal, riwayat dan kondisi kapal serta keterangan dari unsur akademisi atau instansi terkait.

“Setelah data yang dibutuhkan lengkap, selanjutnya dilakukan analisa untuk mendapatkan sebuah kesimpulan. Sehingga kesimpulan yang diambil mengenai penyebab tenggelamnya KMP nantinya benar – benar valid,” kata bambang

Untuk mendapatkan berbagai data yang dibutuhkan, pihaknya beberapa hari kedepan beberada di banyuwangi untuk melakukan investigasi.

Baca juga :  Kronologi Kecelakaan KA Pandanwangi Tabrak Truk Mogok di Jalur Perlintasan Kereta

“Semoga data yang kita butuhkan dapat kita peroleh lebh cepat dari yang kita prediksi, sehingga kesimpulan yang kita dapatkan juga lebih cepat”, ujarnya, Kamis (01/07/2021).

Menurutnya tak hanya mendalami penyebab tenggelamnya KMP Yunicee, namun KNKT juga melakukan investigasi penyebab adanya sejumlah penumpang kapal yang tidak masuk daftar manifest. Hal tersebut menurutnya sangat penting karena berkaitan dengan keselamatan seluruh penumpang maupun awak kapal.

Bambang Irawan sangat menyayangkan adanya sejumlah penumpang yang tidak masuk data manifest. Padahal menurutnya seluruh penumpang kapal harus terdata dengan baik. Mulai dari penumpang pengguna jasa kapal, awak kapal, maupun penumpang ikutan seperti pemilik kantin di kapal serta yang lain.

“Jika ada penumpang ikutan, bisa didata secara manual, seperti pemilik kantin dan penumpang ikutan lainnya. Itu seharusnya tetap didata,bisa dengan tulisan tangan, tujuannya jika terjadi musibah seperti ini, semua orang yang ada dalam kapal diketahui jumlahnya berapa dan siapa saja”, pungkasnya. (Irham/Her)