Tutup Iklan X

Banyuwangi Tempo Dulu, Angkat Museum Desa Jadi Pusat Perhatian

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, Dewa Ali Siswanto. Foto : Bintang Banyuwangihits.id

BANYUWANGIHITS.ID – Event Banyuwangi Tempo Dulu kembali digelar sebagai bagian dari rangkaian Banyuwangi Festival. Acara ini tidak hanya menampilkan seni budaya, namun juga berfokus pada promosi museum, baik museum daerah maupun museum desa.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, Dewa Ali Siswanto, menyebut event ini memiliki misi besar untuk mengangkat khazanah sejarah dan kebudayaan lokal.

“Banyuwangi Tempo Dulu ini mempromosikan tentang Museum Blambangan, dan tahun ini kita juga melibatkan museum-museum desa. Jadi masing-masing desa yang punya museum kami rangkul untuk melakukan pameran keberbakalaan bersama. Tujuannya jelas, untuk mempromosikan budaya yang ada di Banyuwangi,” kata Dewa Ali, Jumat (26/9/2025).

Menurutnya, sejak pagi hingga sore anak-anak sekolah berkesempatan belajar sejarah dan budaya yang pernah ada di Banyuwangi. Sementara pada sore hingga malam, masyarakat bisa menikmati hiburan seni budaya khas daerah.

Meski demikian, penyelenggaraan event ini tidak lepas dari tantangan. Faktor cuaca disebut sebagai hambatan utama. Selain itu, koordinasi dengan desa-desa yang belum sepenuhnya memprioritaskan keberadaan museum desa juga menjadi pekerjaan rumah.

Baca juga :  Hujan Tak Kunjung Reda Sepadan Jalan di Kecamatan Licin Longsor

“Untuk mengkoordinir mereka ini memang butuh waktu. Belum semua desa menjadikan museum sebagai prioritas, tapi inilah cikal bakalnya. Melalui kegiatan ini, kami dorong percepatan adanya museum desa,” jelas Dewa.

Respon masyarakat terhadap event ini pun cukup positif. Pameran ramai dikunjungi pelajar, sementara warga mulai menunjukkan kepeduliannya terhadap cagar budaya. Tak hanya itu, wisatawan mancanegara yang kebetulan melintas juga tertarik singgah.

“Dari masyarakat mulai banyak yang peduli, mau tahu, mau tanya. Wisatawan asing juga ada yang tertarik dengan karya warga di sini, bahkan bisa menambah pendapatan masyarakat,” ujarnya.

Dewa berharap kegiatan ini bisa berkelanjutan meski keterbatasan anggaran kerap menjadi kendala.

“Kami ingin event ini rutin dilaksanakan, supaya desa semakin concern terhadap budaya dan cagar budaya. Mudah-mudahan ada perubahan kebijakan dari daerah maupun pusat, sehingga kepedulian masyarakat terhadap budaya semakin meningkat,” tutupnya. (Redaksi)