Cerita Sendang Sumber Gedang, Mistis Sering Didatangi untuk Berobat

BANYUWANGIHITS.ID – Sendang Sumber Gedang sering didatangi oleh para pengunjung untuk olah kebatinan. Karena Sendang Sumber Gedang diyakini sebagai pintu dua alam gaib Alas Purwo.

Secara teritorial, Sendang Sumber Gedang berada di lahan Perhutani. Oleh para pecinta ilmu metafisika Sendang Sumber Gedang kemudian dijadikan padepokan.

Sendang Sumber Gedang bagi sebagian pengunjung Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) sering dilewatkan.

Padahal lokasi Sendang Sumber Gedang persis berada di tepi jalan antara perkampungan warga Dusun Kutorejo, Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur dengan pintu masuk Taman Nasional Alas Purwo di Pos Rowo Bendo.

Sendang Sumber Gedang memang terlihat wingit atau angker karena berada di rerimbunan pohon khas hutan. Di tepi sendang terdapat sebuah meja yang dinaungi dua payung kuning.

Tak jauh dari meja itu, terdapat beberapa pondok mirip bale bengong yang digunakan para spiritual untuk melakukan lelaku.

Menurut Gus Fahru, Sendang Sumber Gedang mengalir diantara akar – akan pohon hutan. Airnya jernih Sendang Sumber Gedang berasal dari empat sumber.

“Disini ada empat sumber, satu disini, dua disana, tiga dan empat disana,” jelas pengelola sesepuh Sendang Sumber Gedang sambil menunjuk arah titik sumber air.

Air Sendang Sumber Gedang inilah yang digunakan untuk melakukan jamasan pusaka yang digelar pada Bula Suro dalam penanggalan Jawa atau Muharram dalam penanggalan Islam.

Sendang Sumber Gedang di Alas Purwo terus mengalir meskipun saat kemarau panjang. Per detik, kata Gus Fahru, tirta di Sendang Sumber Gedang mengalir 40 liter.

“Dimana ada air disitu ada kehidupan. Air Sumber Gedang sering digunakan untuk pengobatan dan keperluan lain,” papar pria asal Desa Bulurejo, Kecamatan Purwoharjo.

Ketika di Sendang Sumber Gedang, pengunjung bisa cuci muka. Minum pun juga bisa. Karena Sendang Sumber Gedang merupakan sumber air terbesar di Alas Purwo.

“Ini sumber terbaik, sumber terbesar di Alas Purwo,” begitu kata Gus Fahru. (RED/YAT)