Tutup Iklan X

Dinas PU Pengairan Kabupaten Banyuwangi Segera Normalisasi Sungai Kalilo

La Lati saat Menemui Kadis DPU Pengairan Guntur Priambodo, di Pintu Air Sungai Kalilo Kampung Ujung, Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Banyuwangi, Sabtu (12/11). Jaenudin/Banyuwangihits.id

BANYUWANGIHITS.ID – La Lati menemui Kadis DPU Pengairan Guntur Priambodo, di pintu air Sungai Kalilo Kampung Ujung, Kelurahan Kepatihan, Kecamatan, Banyuwangi.

Keduanya bertemu dalam rangka tinjau lapangan Sungai Kalilo. DPU Pengairan telah menyusun perencanaan solusi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang untuk mengatasi problem banjir dan kenaikan debit air pasang di Kampung Ujung.

Kadis DPU Pengairan Kabupaten Banyuwangi, Guntur Priambodo, menerangkan dalam waktu dekat akan dilakukan eksekusi normalisasi Sungai Kalilo serta rencana pemotongan tanggul.

“Ini bagian program jangka pendek untuk menyiasati banjir musiman yang kerap melanda Kampung Ujung saat ini,” terang Guntur.

Perencanaan normalisasi bisa berjalan bukan hanya dari pihak Dinas PU Pengairan akan tetapi harus duduk bareng dengan melibatkan pihak-pihak terkait seperti Pelindo III, DPR dan Pemkab Banyuwangi.

“Suatu pekerjaan harus ada perencanaan kegiatan dan perencanaan penggunaan anggaran agar kita tidak disalahkan,” jelas Guntur.

Baca juga :  DPR RI Dina Lorenza Berharap Kolaborasi Wisata di Banyuwangi, Situbondo, dan Bondowoso dapat Tingkatkan UMKM

Bahwa perencanaan jangka panjang akan di lakukan dengan konsep modern seperti sungai-sungai di Eropa. Termasuk wacana konsep destinasi wisata sungai modern agar tercipta Sungai Kalilo yang kumuh menjadi destinasi wisata sungai modern yang dapat membangkitkan perekonomian warga.

“Program perencanaan sudah ada dan akan kami eksekusi secara bertahap sebagai bentuk pengabdian saya di akhir masa tugas selama di DPU Pangairan yang tinggal 3 tahun,” jelasnya.

La Lati yang turut tinjau langsung di lapangan berterimakasih kepada Guntur Priambodo karena tidak anti kritik akan.

“Dengan turun langsung ke lapangan melihat kondisi sungai dan mendengarkan keluhan warga berarti anti kritik. Padahal kritik datang dari berbagai elemen masyarakat,” ucap La Lati.

Problem banjir dan kenaikan debit air pasang di Kampung Ujung merupakan hal yang biasa terjadi.

Dari jaman Belanda sampai sekarang belum ada konsep atau desain yang lebih tepat sebagai solusi permanen.

“Dampak pendangkalan sungai akibat sedimentasi menyebabkan letak Kampung Ujung bagian selatan lebih rendah dari posisi air sungai sehingga menjadi langganan banjir,” katanya. (DIN/YAT)