KJJT Banyuwangi Soroti Netralitas Media dalam Pemilu, Tekankan Peran Pers yang Independen

Banyuwangihits.id – Komunitas Jurnalis Jawa Timur (KJJT) wilayah Banyuwangi menggelar Diskusi Pojok KJJT dengan tema “Peran Pers Dalam Pemilu: Untuk Menjaga Transparansi, Keadilan, dan Integritas, Bukan Menjadi Humas atau Tokoh Politik,” pada Kamis (8/8). Acara yang digelar di Warung NKRI Bakesbangpol Kabupaten Banyuwangi ini dihadiri oleh berbagai kalangan, termasuk wartawan, praktisi pers, penulis, sastrawan, serta perwakilan Humas TNI-Polri.
Dalam sambutannya, Kepala Bakesbangpol Kabupaten Banyuwangi, Drs. R. Agus Mulyono, M.S.i., mengapresiasi inisiatif KJJT mengadakan diskusi ini sebagai wadah untuk mempererat silaturahmi antara wartawan dan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
“Kami berharap forum ini dapat meningkatkan wawasan umum serta jurnalistik, demi menjaga kondusivitas wilayah dengan tetap mengedepankan integritas dan profesionalisme sesuai dengan UU Pers,” ujar Agus Mulyono.
Ketua KJJT Banyuwangi, Ricky Sulivan, menegaskan pentingnya peran media dalam menyampaikan informasi yang netral dan tidak memihak sehingga mampu memberikan informasi secara seimbang.
“Media tidak boleh menjadi humas pasangan calon kepala daerah atau menjadi anggota partai politik tertentu. Kita harus menjaga independensi dan integritas dalam penulisan berita,” tegasnya.
Diskusi juga diisi dengan pandangan dari perwakilan Humas Polresta Banyuwangi, Setyo Bekti, SH. MH., yang berharap kegiatan serupa dapat rutin diadakan untuk memperkuat sinergitas antara kepolisian dan media. Pegiat literasi, Maulana Affandi, SS., menyoroti pentingnya menjaga netralitas dan independensi media dalam peliputan berita pemilu, dan mengingatkan pentingnya penggunaan diksi yang tepat dalam penulisan berita.
Acara berlangsung selama tiga jam dengan sesi tanya jawab yang interaktif. Para jurnalis seperti Ari Bagus, Mbah Joni Cobra, Husein, dan Yahya Umar, aktif bertanya, membahas topik seperti uji kompetensi wartawan dan verifikasi media oleh Dewan Pers.
M. Husein, seorang penulis buku, menekankan peran penting media dalam mengedukasi masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak benar. Sementara itu, H. Syafaat, Ketua Yayasan Lentera Sastra Banyuwangi, mengingatkan para jurnalis untuk berhati-hati dalam memilih kata dan mengkritik dengan cara yang santun.
Diskusi ini ditutup dengan pesan Maulana Affandi mengenai pentingnya pemilihan diksi dalam penulisan berita, agar tidak menimbulkan persepsi yang salah, sambil mengutip kata-kata John F. Kennedy: “Jika politik itu kotor, puisi akan membersihkannya; jika politik itu bengkok, sastra akan meluruskannya.”
Hasil dari diskusi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya peran pers dalam menjaga transparansi, keadilan, dan integritas dalam pemilu, serta menjaga suhu politik agar tetap kondusif.(GAN/SUC)