Tetap Tegar Jual Anyaman Bambu, Meski Usia Semakin Menua

- Mbah Jum saat Mendorong Sepedah Tua dan Dagangan Anyaman Bambu Keliling Kota Banyuwangi. (Foto : Ikhwan Banyuwangihits.id)
BANYUWANGIHITS.ID – Kisah hidup Jumali (83) Warga Dusun Krajan, Desa Macan Putih, Kecamatan Kabat, Banyuwangi, Jawa Timur patut menjadi contoh bagi kawula muda. Di usia yang tak muda itu Mbah Jum sapaan akrabnya masih giat untuk bekerja.
Ya, tanggung jawab sebagai kepala keluarga mengharuskan ia harus bekerja menjajakan anyaman bambu dari desa ke desa. Tak jarang ia pun, harus menempuh jarak berpuluh-puluh kilometer jauhnya. Bahkan ia sudah menggeluti pekerjaannya itu sejak 60 tahun silam.
Berpapasan di Jalan Jaksa Agung Suprapto, Penganjuran, Kecamatan Banyuwangi, Sabtu (18/9/2021) Mbah Jum nampak masih energik menuntun sepeda ontel yang dipenuhi barang dagangan.
“Saya keliling jauh-jauh, ke daerah Jajag, sampai ke daerah kota juga. Berangkat jam 7 pagi laku tidak laku jam 1 siang saya pulang,” kata Mbah Jum sapaan akrabnya.
Meskipun saat ini cukup sulit menjual anyaman bambu, lantas hal itu tak membuat tekadnya surut. Ia sadar betul akan tanggung jawab yang dipikul sebagai seorang kepala keluarga.
Ya, Mbah Jum sebagai tulang punggung keluarga harus menafkahi istrinya Rehani (75) yang tengah sakit stroke serta seorang cucunya. Sedangkan Kedua anaknya sudah meninggal dunia sejak lama. Sehingga tak ada yang bisa dijadikan tempat bergantung selain kedua tangan dan rezeki dari tuhan.
“Saat ini memang cukup sulit jualan gedek seperti ini, tapi ya bagaimana tidak ada pilihan lain lagi. Karena memang ini sudah menjadi tanggung jawab saya sebagai seorang kepala keluarga,” ujarnya.
Meskipun hasilnya juga tidak seberapa. Dari sebidang anyaman itu Mbah Jum hanya mengambil untung Rp 20-30 ribu saja. Itupun kata Mbah Jum tidak selalu didapat setiap hari karena minimnya pembeli.
“Tipis hasilnya, saya kasih Rp 60 ribu kadang, dengan penghasilan Rp 20-30 ribu setiap gedek nya, karena saya bagi hasil sama yang buat, disini saya menjualkan,” cetusnya.
Meskipun begitu, Mbah Jum enggan mengeluh dengan kondisi hidup yang ia terima saat ini. Ia enggan berpangku tangan dan tetap bertekad berjuang memperjuangkan hidupnya dan keluarganya.
“Tapi alhamdulillah masih cukup, saya juga tidak mengeluh,” tandasnya. (IKHWAN/DIK)