Tutup Iklan X

Tiga Skenario Menekan Kematian Jamaah Haji Waktu Wukuf

Redaksi Banyuwangihits.id

BANYUWANGIHITS.ID – Wukuf di Arafah akan jatuh pada 9 Zulhijah 1443 H atau 8 Juli 2022 mendatang. Proses persiapan pergeseran jamaah haji dari hotel menuju Arafah akan dimulai pada 7 Juli 2022.

Untuk menekan angka jamaah haji Indonesia yang sakit maupun meninggal dunia di puncak musim haji di Arafah – Muzdalifah – Mina (Armuzna), tiga skenario telah disiapkan Tenaga Kesehatan Haji di Makkah.

Makan tiga butir kurma akan menyelamatkan jamaah haji Indonesia dari sakit ketika wukuf di Arafah.

Tenaga Kesehatan Haji diperintahkan mengawal ketat 30 jamaah haji risiko tinggi (risti), skrining kesehatan ketat, serta gerakan minum bersama dan makan tiga butir kurma.

Kepala Pusat Kesehatan Haji dr. Budi Sylvana, MARS meminta Tenaga Kesehatan Haji (TKH) kelompok terbang (kloter) memperhatikan tiga hal penting menjelang Arafah – Muzdalifah – Mina atau Armuzna.

Tiga pesan ini harus menjadi pedoman bagi semua TKH sebagai bentuk ikhtiar dalam mencapai target mengurangi angka sakit dan kematian jamaah haji tahun ini.

Baca juga :  79 Prajurit Kodim 0825 Hujani Lapangan Perbakin dengan 5.440 Peluru

”Ingat misi kita, bahwa angka kematian harus dibawah satu per mil. Saya tidak akan gunakan angka absolut. Kurang dari satu per mil,” tegas dr. Budi Sylvana.

Budi Sylvana menekankan, ketiga pesan ini harus betul-betul dilaksanakan oleh semua petugas kesehatan, khususnya para Tenaga Kesehatan Haji (TKH) kloter.

”Ingat formasi 30 jamaah risti harus dikawal ketat,” kata dr Budi, dikutip dari laman Kemenkes.

Pengawalan ketat ini dilakukan dengan memastikan 30 jamaah haji resiko tinggi berada satu tenda dengan para TKH kloter. Sehingga TKH dapat melakukan pemantauan secara intens terhadap kepatuhan jamaah haji dalam mengkonsumsi obat rutin secara teratur.

TKH juga dapat memastikan jamaah haji resiko tinggi tidak melakukan aktivitas yang terlalu banyak di luar tenda. Begitu pun ketika keluar tenda jamaah haji harus dipastikan berbekal alat pelindung diri yang lengkap, seperti payung, kacamata hitam, dan alat semprot wajah.

Kedua, petugas kesehatan diminta juga untuk memperketat skrining kesehatan kepada jamaah haji menjelang Armuzna. Hal ini untuk menentukan siapa saja jamaah haji yang akan disafari wukufkan dan badal lontar jumrah.

Baca juga :  Unik! Sebelum Disembelih Puluhan Hewan Kurban di Kedaleman Diarak Keliling Kampung

”Jadi tolong jamaah haji yang dinilai tidak layak kesehatannya untuk melakukan Armuzna secara mandiri, disafari wukufkan untuk arafahnya, sementara untuk lempar jamaratnya dibadalkan,” katanya.

Ketiga yang perlu diperhatikan TKH, jangan sampai jamaah haji kekurangan cairan di tengah suhu ekstrem. Untuk itu akan dilakukan gerakan minum bersama dan gerakan makan kurma tiga butir antara petugas dan jemaah.

”Ajak mereka minum bersama untuk menjaga stamina mereka. Kita juga ajak makan kurma bersama,” katanya.

Untuk itu, dia hanya menyarankan agar jamaah haji minum air putih dan makan tiga butir kurma setiap harinya. Setidaknya setiap satu jam sekali, jamaah haji dapat didorong untuk minum sebanyak 200 ml air.

Khusus bagi jamaah haji yang memiliki penyakit kronis seperti jantung dan gagal ginjal, harus dikonsultasikan dulu dengan dokter spesialis, asupan cairan yang dibutuhkan. (RED/YAT)