UMKM Jadi Penopang Ekonomi

BANYUWANGIHITS.ID – Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jember, Hardi Rofiq Nasution, mengatakan jika 60 persen UMKM hidup maka ekonomi Indonesia akan tutur tumbuh. UMKM bisa eksis karena menjual hajat hidup orang banyak sehingga sejumlah kementerian ramai – ramai bikin UMKM.
“Semua otoritas dan kementerian ingin mengembangkan UMKM karena berkaitan dengan ekonomi bangsa,” jelasnya.
Pandemi Covid-19 menjadi badai keterpurukan ekonomi dan pasar bagi pelaku usaha UMKM.
Masa pandemi yang berlangsung selama lebih dari dua tahun menjadi waktu yang sulit bagi pengusaha untuk mengembangkan bahkan mempertahankan usaha UMKM agar tak gulung tikar.
Badai pandemi menjadi cobaan terberat bagi pelaku usaha UMKM karena posisi pasar pembelian produk turut mengalami penurunan.
Banyak pelaku usaha yang memilih menutup usahanya karena tak mau menanggung rugi serta hutang. Sejumlah usaha pun melakukan efisiensi dengan merumahkan karyawan.
Hanya sebagian kecil usaha UMKM yang bisa bertahan dari masa krisis akibat pandemi Covid-19 yang berlangsung lebih dari dua tahun itu.
Tiban Jaya Rotan yang membuka usaha di Jalan Pahlawan 249A Balearjosari, Kecamatan Blimbing,
Malang, salah satu UMKM yang mampu bertahan dari badai pandemi.
Aningsih Imam (54) dan Imam Budiono (57), adalah pasangan suami istri pemilik usaha Tiban Jaya Rotan yang telah memulai usaha sejak tahun 2006.
“Pandemi gak terpengaruh, harga tetap, permintaan pasar juga gak terus ada dan tetap menyuplai ke luar daerah,” ungkap Aningsih Imam di lokasi usahanya.
Cerita Aningsih Imam pun patut menjadi inspirasi dalam merintis lalu mengembangkan UMKM Tiban Jaya Rotan. Bermula dari membantu penjualan furniture berbahan sintetis milik salah satu saudaranya, kemudian mampu menjadi pelaku usaha.
“Awalnya buruh di saudara, ikut jualan usaha. Mulai berkembang tahun 2008 ketika ada barang dari pabrik yang retur kemudian kita borong, laluĀ dipermak ulang sebelum dipasarkan,” kisah ibu dua anak.
Saat ini, Tiban Jaya Rotan telah melakukan produksi furniture dan kerajinan berbahan baku sintetis. Kerajinan buatan UMKM asal Balearjosari, Kecamatan Blimbing, Malang, ini telah memenuhi pasar NTB, Bali, Yogyakarta bahkan beberapa kota di Jawa Timur.
“Sekarang produksi sendiri, per hari bisa menghasilkan dua set furniture anyaman sintetis,” imbuh Aningsih Imam.
Untuk rangka 70 persen menggunakan bahan baku rotan. Biasanya rangka dari rotan diperuntukkan bagi furniture dalam ruangan. Sedangkan untuk luar ruangan menggunakan bahan baku dariĀ aluminium dan besi sebagai rangkanya.
“Ide furniture dan kerajinan kadang dari pembeli yang memesan. Disamping itu suami saya sering membuat ide – ide baru,” ujar istri Imam Budiono.
Karena keuletan dan ide – ide kreatif itulah, Tiban Jaya Rotan mampu terhindar dari kebangkrutan usaha sewaktu masa pandemi Covid-19. Sebagai bukti keberhasilan usahanya itu, kini Imam Budiono dan Aningsih Imam bisa membangun ruko dua lantai plus Mobil Pajero Sport N 1673 CQ yang terparkir gagah di garasi. (RED/YAT)