UPT Pelabuhan Perikanan Muncar Didemo Nelayan
BANYUWANGIHITS.ID – Unjukrasa digelar oleh nelayan di UPT Pelabuhan Perikanan Muncar Kabupaten Banyuwangi.
Aksi damai para nelayan Muncar ini terkait pembelian solar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) yang ada di Pelabuhan Muncar.
Demo yang digelar kalangan nelayan pada Selasa (17/5/22) ini melibatkan sekitar 100 orang nelayan.
Koordinator aksi, Asmuni, mencurigai adanya kapal besar ketika libur kerja masih bisa membeli solar. Sehingga nelayan kecil seperti Asmuni dkk kehabisan stok karena telah dibeli oleh nelayan besar.
“Kami ingin agar nelayan kecil diperhatikan dalam pelayanan BBM solar bersubsidi di SPBN,” keluhnya.
Nelayan lain, H Kasim meminta agar nelayan kecil dengan kapasitas perahu 7 GT ke bawah di sendirikan dalam pelayanan BBM solar di SPBN.
“Ijin rekomendasi BBM dari UPT Pelabuhan Perikanan Muncar diperpanjang menjadi satu bulan. Karena kalau cuma dua minggu sekali mengurus surat rekomendasi terlalu cepat,” serunya.
Tuntutan lainnya, pihak UPT Pelabuhan Perikanan Muncar beserta instansi terkait menertibkan jangkar – jangkar kapal yang tidak relevan karena mengganggu aktivitas lalu lintas kapal yang hendak berlayar.
“Banyak nelayan siluman atau musiman dengan memakai dalil rekreasi sambil mancing. Mereka tak memiliki dokumen namun mendapatkan hasil ikan banyak. Kami curiga mereka membeli solar bersubsidi,” tuding H Kasim.
Para pendemo menilai nelayan besar sangat mudah mendapatkan solar dalam jumlah banyak. Sementara nelayan kecil harus mengantre dan maksimal hanya boleh membeli 30 liter.
“Kami hanya nelayan kecil yang butuh perhatian pemerintah. Jangan abaikan kami, NKRI harga mati. Kami juga anak bangsa, jangan dipersulit untuk beli solar,” keluh mereka.
Aksi para nelayan kemudian ditanggapi oleh UPT Pelabuhan Perikanan Muncar. Kepala UPT Pelabuhan Perikanan Muncar, Munir, berjanji menampung aspirasi para nelayan kecil.
“Kami segera mengambil langkah koordinasi dengan instansi terkait. Karena aturan dalam membeli solar harusnya sekali jalan dan harus mengurus rekom dulu,” tegasnya. (DIN/YAT)
