Tutup Iklan X

Khofifah Dorong Pelurusan Sejarah Peran Kiai dan Santri dalam Pertahankan NKRI

Foto : Redaksi

BANYUWANGIHITS.ID – Calon Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menghadiri peringatan Hari Santri Nasional yang digelar oleh PC Muslimat NU Kabupaten Sidoarjo di kawasan Jemundo Puspa Agro. Dalam kesempatan tersebut, Khofifah menegaskan pentingnya meluruskan sejarah terkait peran kiai dan santri dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, khususnya melalui Resolusi Jihad yang dipimpin oleh Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari.

Menurut Khofifah, ada catatan sejarah yang perlu dikoreksi, seperti klaim yang menyebutkan bahwa hanya 16 santri terlibat dalam pertempuran melawan penjajah di bawah komando AWS Mallaby.

“Tidak mungkin hanya 16 santri bisa melawan tentara penjajah yang begitu banyak. Karena itu, sekarang Ketua PWNU Jawa Timur, KH Abdul Hakim, sedang berupaya melengkapi sejarah mengenai peran besar kiai dan santri dalam perjuangan mempertahankan NKRI,” jelas Khofifah.

Khofifah juga mengungkapkan bahwa ia memiliki peran dalam penetapan Hari Santri Nasional. Sebagai bagian dari tim transisi Presiden Joko Widodo, ia bertanggung jawab menyiapkan payung hukum untuk peringatan tersebut. Ia juga turut mencari dan menelusuri berbagai catatan sejarah tentang peran santri dan kiai, termasuk momen di mana Bung Tomo meminta nasihat kepada KH Hasyim Asy’ari tentang cara membangun semangat perjuangan.

Baca juga :  Diduga Over Load Muatan Truk Muat Tebu Terguling di Glenmore

“KH Hasyim Asy’ari menjawab agar Bung Tomo meneriakkan pekikan takbir, ‘Allahu Akbar’, yang akhirnya menjadi pemicu semangat para pejuang kita,” tambahnya.

Menurutnya, kisah-kisah sejarah seperti ini harus tetap hidup dan tidak boleh hilang. Selain membahas sejarah, Khofifah juga menyoroti penguatan pesantren dan ekosistemnya di Jawa Timur. Ia menyampaikan bahwa Jawa Timur adalah provinsi pertama yang mengesahkan Peraturan Daerah (Perda) dan Peraturan Gubernur (Pergub) tentang pesantren, sebagai langkah untuk mendukung keberlanjutan pesantren dan santrinya.

“Perda dan Pergub pesantren pertama kali disahkan di Jawa Timur. Ini menunjukkan komitmen kami untuk terus mendukung penguatan pesantren sebagai lembaga pendidikan dan kewirausahaan,” tegas Khofifah.

Dengan pelurusan sejarah serta penguatan ekosistem pesantren, Khofifah berharap pesantren di Jawa Timur semakin maju dan mandiri, serta peran santri dalam sejarah perjuangan bangsa semakin diakui dan dihargai. (Redaksi)