Tutup Iklan X

Kondangan Nikah Super Nyeleneh Ala Kades Sraten, Jalan Kaki 2 KM Diiringi Hadrah

Redaksi Banyuwangihits.id

BANYUWANGIHITS.ID – Pasangan pengantin baru diarak keliling kampung sudah wajar.

Lha di Banyuwangi, Jawa Timur, ada pasangan bukan pengantin baru diarak keliling kampung diiringi rebana.

Aksi unik ini dilakukan Kades Sraten, Kecamatan Cluring, H Rahman Mulyadi (55).

Jangan dibayangkan diarak naik mobil mewah atau barisan sepeda motor dengan suara kenalpot yang memekakkan telinga.

H Rahman Mulyadi diarak keliling kampung sepanjang kurang lebih 2 km hanya diiringi musik hadrah.

Bersamanya seorang wanita memakai masker dengan busana batik yang selaras dengan yang dikenakan Kades Sraten.

Perempuan berjilbab yang mendampingi Wakil Tanfidziyah PCNU Banyuwangi itu bukan istri muda. H Rahman Mulyadi juga tidak sedang menikah atau menikahkan putranya.

Apa yang dilakukan Kades Sraten tersebut dalam rangka kondangan hajatan pengantin di kediaman salah satu karibnya yang tinggal di Dusun Tapansari, Desa Sraten.

Tapi kenapa mesti jalan kaki sepanjang 2 km dengan diiringi hadrah? Apakah Wakil Ketua Tanfidziyah PCNU Banyuwangi itu sedang mencari sensasi?

Baca juga :  DPR RI Dina Lorenza Berharap Kolaborasi Wisata di Banyuwangi, Situbondo, dan Bondowoso dapat Tingkatkan UMKM

Jawabnya tidak. Usut punya usut ternyata H Rahman Mulyadi rela capek jalan kaki lantaran menjalankan nazar.

Jika sahabatnya yang bernama Abdul Mukid menikah ia akan berjalan kaki sambil diiringi musik hadrah.

Sahabat karib Kades Sraten itu cukup lama membujang. Bahkan bisa dibilang agak telat nikah.

Untuk menyemangatinya, H Rahman bersumpah akan berjalan kaki menuju tempat pernikahan kawannya itu dengan jalan kaki dan diiringi hadrah.

“Saya dulu pernah nazar di hadapan sahabat saya. Jika kamu mau menikah, nanti saya dan istri ke tempatmu berjalan kaki diiringi terbangan,” jelasnya.

Karena takut balak, Wakil Tanfidziyah PCNU Banyuwangi itu kemudian menjalankan nazarnya tepat dihari pernikahan Abdul Mukit.

“Jika tidak ditepati, saya takut kuwalat. Makanya saya laksanakan, walaupun bersama istri harus menahan malu karena dilihat banyak warga,” ujar Kades Sraten. (RED/YAT)