Tutup Iklan X

Menparekraf Belajar Batik : Jangan Ditawar Lagi

Menparekraf RI, Sandiaga Uno saat Membantik dengan Canting di PP Roudlotul Muta’alimin, Dusun Simbar, Desa Tampo, Kecamatan Cluring Banyuwangi, Selasa (07/06). Jaenudin/Banyuwangihits.id

BANYUWANGIHITS.ID – Menparekraf RI, Sandiaga Uno membantik dengan canting di PP Roudlotul Muta’alimin, Dusun Simbar, Desa Tampo, Kecamatan Cluring,

Para pembatik di Dusun Simbar, Desa Tampo, Kecamatan Cluring tampaknya bisa berbesar hati.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Republik Indonesia, Sandiaga Salahuddin Uno, baru saja mengunjungi mereka.

Kunjungan menteri yang pernah diusung Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden (Cawapres) pada 2019 lalu tersebut, tentu bukan bukan tanpa tujuan.

Sandiaga Uno turut memberikan motivasi kepada para pembatik yang hadir dalam acara yang digelar di Pondok Pesantren (PP) Roudlotul Muta’alimin, Desa Tampo, Kecamatan Cluring.

Dalam kunjungan tersebut, Sandiaga Uno tidak hanya datang untuk memberikan motivasi kepada para pelaku UMKM batik yang ada di Desa Tampo, Kecamatan Cluring. Sandi juga turut merasakan pengalaman membantik secara langsung menggunakan canting.

“Tadi saya juga sempat ikut membatik dan ternyata susah sekali,” kata dia.

Baca juga :  Aktivitas Gunung Raung Meningkat, Masyarakat Diminta Waspada dan Tidak Mendekati Kawasan Rawan

Untuk itu, Sandiaga Uno, mengatakan, seharusnya produk batik yang sudah dipasarkan tidak boleh lagi ditawar ketika akan dibeli masyarakat.

“Menawar harga harusnya tidak boleh lagi kalau tau proses buatnya susah seperti ini,” ucapnya seraya tertawa.

Usai melihat-lihat produk batik dan juga mencoba membantik menggunakan canting, Sandiaga Uno mengatakan, para pembatik di Banyuwangi, khususnya di Desa Tampo, Kecamatan Cluring memiliki potensi yang besar untuk bersaing dengan produk batik nasional.

“Potensinya besar untuk batik Banyuwangi, dan kami dari Kemenparekraf, akan mendukung penuh para perajin,” katanya.

Potensi batik milik warga itu memang disaksikan secara langsung oleh Sandi yang turut didampingi Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani.

“Saya sudah datang ke Banyuwangi berulang kali, dan semakin ke sini, produk-produk ekonomi kreatif yang dibuat masyarakatnya semakin bagus kualitasnya,” ucapnya.

Hal tersebut, terang Sandi, tentu menjadi suatu hal yang positif di tengah roda ekonomi yang sempat tersendat karena pandemi covid-19.

“Di Indonesia, termasuk di Banyuwangi, industri batik menyerap sekitar 200 ribu tenaga kerja. Untuk itu, kreatifitas semacam ini diharapkan bisa jadi lokomotif perekonomian Indonesia, tak terkecuali di Banyuwangi,” pungkasnya. (DIN/YAT)