Tiga Tahun UINSA Surabaya Kirim Mahasiswa Belajar Transplantasi Karang di GWD

BANYUWANGIHITS.ID – Sebanyak 48 mahasiswa Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya belajar transplantasi terumbu karang di Pantai GWD.
Mereka didampingi oleh ahli transplantasi karang Ahmad Mustofa dan Ketua Pokmas Pesona Bahari GWD Abdul Azis.
Alam bawah laut Pantai Grand Watudodol (GWD) Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, Jawa Timur, menjadi inspirasi bagi kalangan akademisi.
Menurut Muhammad Irfan (36), Pantai GWD menjadi langganan program transplantasi terumbu karang dari UINSA Surabaya karena sarana dan SDM-nya siap
“Di wilayah lain, habis kita tanami terumbu karang terus gak ada yang merawat percuma, mati. Di Pantai GWD masyarakatnya siap, sadar akan kepentingan terumbu karang,” ungkapnya.
Harus diakui, Pokmas Pesona Bahari GWD paling siap dari sisi sarana dan SDM. Itu dibuktikan dengan kondisi alam bawah laut GWD saat ini.
“Sepanjang satu kilometer di Pantai GWD terumbu karang semua. Ini luar biasa,” puji Dosen Biologi UINSA.
Kepala Progam Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Ampel Surabaya, Esti Tiyastirin, pun turut mendampingi mahasiswi jurusan biologi belajar transplantasi karang di Pantai GWD.
“Ini adalah tahun ketiga konservasi di Pantai GWD Banyuwangi. Pertama kami melakukan kegiatan transplantasi karang disini sejak 2020, sebelum pandemi,” ungkapnya.
Ada harapan besar dari UINSA Surabaya agar mahasiswa jurusan biologi tidak hanya belajar tentang transplantasi karang. Lebih dari mahasiswa bisa membawa pulang sebuah inspirasi.
“Tahun 2021 ketika masih pandemi kami tetap diijinkan menjalankan konservasi di Pantai GWD. Disini masyarakat sadar diri akan konservasi. Tidak hanya kalian dapat ilmunya, tapi lebih pada inspirasinya,” seru Esti Tiyastirin.
Ketua Pokdarwis Pesona Bahari GWD Abdul Azis mengatakan, mahasiswa UINSA Surabaya harus bisa menyadarkan orang – orang yang hanya mengekploitasi karang yang tidak tahu bagaimana proses pelestarian.
Termasuk, mahasiswa UINSA bisa menyadarkan warga agar peduli lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan terutama plastik.
“Di sini sering dikomplain oleh wisatawan banyak sampah plastik. Padahal sampah plastik ini ketika sampai di laut bisa merusak terumbu karang,” papar Abdul Azis. (RED/YAT)