Merah Hitam di Kemiren: Ritual Mepe Kasur Tolak Bala Suku Osing

BANYUWANGIHITS.ID – Untuk menjaga desa dari wabah penyakit, masyarakat Suku Osing di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur, melaksanakan tradisi turun-temurun bernama Mepe Kasur. Tradisi ini digelar rutin setiap tahun, tepatnya sepuluh hari menjelang Hari Raya Iduladha.
Dalam ritual ini, seluruh warga menjemur kasur mereka secara serempak di depan rumah dan sepanjang jalan desa. Uniknya, seluruh kasur berwarna sama—merah dan hitam—menjadikan pemandangan desa tampak seragam dan mencolok.
Warga percaya bahwa menjemur kasur bersama-sama dapat mengusir bala dan menjaga desa tetap sehat serta harmonis.
“Mepe Kasur ini sudah menjadi adat kami di Kemiren, dan selalu dilakukan setiap tahun,” ujar Seni, salah satu warga.
Menurut tokoh adat setempat, tradisi ini bukan sekadar kebiasaan, tetapi sarat makna. Mepe Kasur merupakan simbol penyucian diri dan pembersihan desa. Warna kasur merah dan hitam pun tidak dipilih sembarangan—merah melambangkan semangat, sedangkan hitam melambangkan kelanggengan.
“Kami percaya filosofi warna itu dapat membawa doa, terutama bagi pasangan muda agar langgeng dan semangat dalam menjalani kehidupan rumah tangga,” jelas Haidi Bin Slamet, tokoh adat Kemiren.
Mepe Kasur juga menjadi bagian dari rangkaian tradisi Bersih Desa yang lebih besar. Kegiatan lain yang menyertainya antara lain selamatan di makam leluhur, arak-arakan Barong, dan acara penutup berupa Tumpeng Sewu—ritual syukuran yang memperkuat kebersamaan dan spiritualitas masyarakat Suku Osing Kemiren. (Redaksi)