Penilaian Alam Bawah Laut GWD Dimata Duta Lingkungan Jatim

BANYUWANGIHITS.ID – Ziadatur Rizkiyah (23), Duta Lingkungan Jawa Timur yang baru terpilih pada Mei 2022 lalu itu mengunjungi Pantai GWD pada Selasa 7 Juni 2022 kemarin.
Duta Lingkungan Jawa Timur tersebut berada di Pantai GWD bersama 48 mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya.
Alam bawah laut Pantai Grand Watudodol (GWD) di Dusun Paras Putih, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, jadi perhatian Duta Lingkungan Jawa Timur.
Di Pantai GWD, Ziadatur Rizkiyah sempat mencoba pakaian batik karya perajin lokal yang proses pewarnaan dan gambarnya beras dari daun.
Rupanya, Pantai GWD bukan destinasi wisata yang asing bagi Ziadatur Rizkiyah. Satu tahun lalu ia juga turut terlibat dalam transplantasi karang di lokasi yang sama.
Selain itu, gadis asal Desa Purwodadi, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik, tersebut intens melihat para mahasiswa UINSA Surabaya yang belajar tentang transplantasi terumbu karang.
“Waktu itu masih jadi mahasiswa UINSA, sekarang alumni dan diminta menjadi tutor soal lingkungan,” ungkapnya kepada Jurnalis Banyuwangihits.id.
Sebagai Duta Lingkungan Jawa Timur, Ziadatur Rizkiyah mulai banyak terlibat dalam kegiatan lingkungan hidup. Terbaru ia juga terlibat dalam penelitian lingkungan hidup di Pantai Balekambang Kabupaten Malang.
“Disana kami dengan sebuah universitas terkenal di Surabaya melakukan penelitian tentang kandungan plastik di udara. Kami menemukan 6 partikel yang sekarang masih proses penelitian,” beber Duta Lingkungan Jawa Timur.
Kondisi lingkungan pesisir di Jawa Timur bagian utara dengan wilayah timur jauh berbeda. Kondisi pantai utara disebut Duta Lingkungan Jawa Timur memprihatinkan.
“Bisa dibilang mau piknik ke pantai males karena kondisinya. Kalau di pesisir timur masih relatif terjaga,” ungkap lulusan Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UINSA Surabaya.
Saat ini, Ziadatur Rizkiyah sedang intens menekuni penanganan lingkungan hidup. Selain lewat Duta Lingkungan Jawa Timur juga bersama Trast Control Community (TCC), komunitas peduli lingkungan tempatnya bergerak.
“Kebetulan TCC itu fokus ke penanganan sampah plastik. Baik tentang penanganan dan pengelolaan sampah plastik sampai penelitian akibat pencemaran limbah plastik,” katanya.
Plastik tak hanya berbahaya bagi manusia yang hidup di daratan. Di perairan plastik ternyata berbahaya bagi biota laut termasuk terumbu karang.
“Terumbu karang yang tertutup sampah plastik bisa mati dan rusak. Jadi mari jaga darat dan laut dari sampah plastik. Jangan buang sampah plastik sembarangan,” pesannya. (RED/YAT)