Tutup Iklan X

Perdunu Jelaskan Alasan Ritual Digelar di Laut

Redaksi Banyuwangihits.id

BANYUWANGIHITS.ID – Ketua Perdunu Banyuwangi Abdul Fatah Hasan menjelaskan, setiap peserta ritual memang harus hadir dan bersentuhan dengan air.

Pernyataan Perdunu ini terkait ritual maut di Pantai Payangan atau Watu Ulo Jember yang digelar di laut.

“Orangnya harus hadir di lokasi ritual dan bersentuhan dengan air. Tapi orang tidak berpikir di jam tertentu ombak akan tinggi,” ungkap Ketua Perdunu Banyuwangi.

Gus Fatah, panggilan Abdul Fatah Hasan, juga mengungkap kenapa ritual harus digelar malam atau dini hari. Termasuk seperti yang dilakukan sejumlah orang yang diduga menggelar ritual di Pantai Payangan.

“Kenapa ritual harus digelar malam hari karena memilih waktu yang mustajabah. Waktu mustajabah itu seperti habis salat dan sepertiga malam. Ada pula tempat mustajabah, ibarat sinyal di tempat itu banter. Kalau di pantai selatan tempatnya bagus,” ujar Gus Fatah.

Dalam ritual dikenal tentang waktu tentu, tempat dan cara tertentu. Itu semua disesuaikan dengan kepentingan ritual yang diadakan untuk maksud dan tujuan apa.

Baca juga :  Ditinggal Jaga Warung Dapur Warga Cluring Alami Kebakaran

“Biasanya menghitungnya dengan angka kelahiran. Umpama si A tanggal lahir tanggal sekian, untuk melakukan ritual yang baik hari apa dan jam berapa, begitu,” ulas Ketua Perdunu.

Media yang digunakan untuk ritual pun beragam. Ada beberapa jenis media yang dapat digunakan dalam ritual di Pantai Selatan.

“Medianya ada yang dari tumbuhan, seperti janur, bunga dan ada yang dari jenis hewan, semisal ayam atau apa,” tutur Abdul Fatah Hasan.

Tidak dipungkiri bahwa ritual di Pantai Selatan dikaitkan dengan Ratu Kidul selaku penguasa Pantai Selatan. Secara umum ritual memang berkaitan dengan waktu serta tempat.

“Ada sebuah aliran tertentu yang meyakini bahwa tempat tertentu memiliki energi yang lebih tinggi untuk ritual. Maka ritual digelar di lokasi itu,” pungkas Gus Fatah. (RED/YAT)