Serangan Militer Israel Semakin Brutal, Sebabkan Gaza Luluh Lantak

Banyuwangihits.id – Kampanye militer Israel di Gaza Selatan sama dahsyatnya dengan di Utara. Bahkan, serangan Israel telah membuat Gaza hancur lebur bagai kiamat. Hal itu disampaikan koordinator bantuan darurat PBB, Martin Griffiths. Griffiths menyebut, serangan tersebut telah merampas seluruh sarana penting milik relawan untuk membantu 2,3 juta orang di Gaza.
Atas nama seluruh komunitas bantuan internasional, Griffiths kembali menyerukan gencatan senjata di wilayah Gaza. Ia mengatakan, akibat serangan darat dari Israel mengakibatkan bantuan kecil yang diizinkan masuk ke Gaza tidak dapat lagi didistribusikan.
“Apa yang kami katakan hari ini adalah: sudah cukup sekarang. Ini harus dihentikan. Sejumlah kecil bantuan yang diizinkan masuk ke Gaza tidak dapat lagi didistribusikan, karena serangan darat Israel telah menyebar ke Gaza Selatan dan Kota Khan Younis, yang mengakibatkan kehancuran,” ujarnya dikutip The Guardian, Rabu (06/12/23).
Pernyataan Griffiths muncul usai militer Israel mengatakan pihaknya telah menyerbu kota utama Gaza Selatan pada hari pertempuran paling sengit sejauh ini. Rumah sakit pun berjuang untuk menangani sejumlah warga Palestina yang tewas dan terluka.
“Operasi ini bukan lagi operasi yang signifikan secara statistik. Ini adalah situasi apokaliptik sekarang. Karena ini adalah sisa-sisa sebuah negara yang terdesak ke wilayah Selatan,” ucapnya.
Awalnya, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melancarkan operasi darat ke Gaza utara pada 27 Oktober, 20 hari setelah kelompok milisi Hamas melakukan serangan lintas batas ke Israel pada 7 Oktober lalu yang menewaskan 1.200 warga Israel.
Setelah gagalnya gencatan senjata selama seminggu pada tanggal 1 Desember, tank dan infanteri telah bergerak ke Selatan dengan tujuan Khan Younis. IDF mengatakan, pasukannya telah mencapai jantung kota pada hari Selasa.
Para pejabat AS mengatakan pada hari Senin bahwa masih terlalu dini untuk menyimpulkan jalannya perang di Gaza selatan. Namun, Griffiths mengatakan sudah jelas bahwa tidak ada perbaikan dan upaya diplomatik AS untuk mempengaruhi IDF.
“Cara operasi militer yang dilakukan di wilayah selatan sangat mirip dengan apa yang kita lihat di wilayah utara,” paparnya.
Griffiths memaparkan, karena cara operasi militer Israel yang dilakukan di wilayah selatan sama dengan yang dilakukan di wilayah utara, laju kehancuran di wilayah selatan sama besarnya dengan yang terjadi di wilayah utara.
“Jadi kita hanya bisa berbuat sedikit. Dan terus terang, menghadapi kenyataan yang tidak dapat dihindari bahwa ini bukan lagi operasi kemanusiaan, melainkan upaya untuk menyelamatkan nyawa masyarakat Gaza. Kami akan tinggal. Kami tidak akan pergi. Tapi tolong jangan berpikir bahwa lembaga kemanusiaan bisa menyelamatkan situasi ini. Mereka tidak bisa,” papar Griffiths. (Redaksi)