Srawung Seni: Merayakan Keberagaman Budaya untuk Keselarasan

Banyuwangihits.id – Pertunjukan Srawung Seni, yang mengajak penonton untuk menikmati, memahami, dan menghargai perbedaan budaya, berlangsung meriah dengan partisipasi 12 delegasi dari berbagai daerah di Nusantara. Acara ini digelar di Gedung Seni Banyuwangi (Gesibu) Blambangan pada Jum’at (12/7) lalu.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dalam sambutannya menyatakan bahwa melalui interaksi seni ini, masyarakat belajar untuk lebih toleran dan menghormati nilai-nilai setiap budaya.
“Ini bukan sekadar menerima perbedaan, tapi juga tentang merayakan keindahan dalam keragaman,” ujar Bupati Ipuk.
Ipuk juga menambahkan bahwa interaksi seni lintas budaya menciptakan ruang bagi para seniman untuk bertukar ide dan inspirasi.
“Melalui acara ini, kita bisa menciptakan karya-karya seni baru yang lebih kreatif dan inovatif,” harapnya.
Pertunjukan Srawung Seni dibuka dengan penampilan 15 penari asli Banyuwangi yang membawakan tari Alang-Alang Kumitir. Selanjutnya, para delegasi menampilkan seni tari dari daerah masing-masing secara bergiliran.
Delegasi dari Kabupaten Klungkung, Bali, menampilkan Tari Kecak Sri Tanjung, yang mengisahkan legenda Sri Tanjung dan Sidopekso. Kemudian, ada Tari Ritus Maesa dari Surabaya, Tari Mahiya Dahiyang Baya dari Kalimantan Tengah, dan Tari Table dari Kabupaten Indramayu.
Penonton juga disuguhkan Tari Kacapi Biola Jaipong dari Kabupaten Bandung, tari Ra Aji Jeh dari Cirebon, tari Harmony of Banuanta dari Berau, tari Kolaborasi dari Subang, dan tari Soreng dari Magelang.
Delegasi dari Situbondo menampilkan tari Banteng Baluran, dilanjutkan dengan tari Kancet Julod dari Bontang, dan acara ditutup dengan tari Corpus yang dibawakan para seniman dari Kabupaten Malang.
Acara ini menjadi bukti bahwa seni dapat menjadi jembatan yang menyatukan berbagai budaya, menciptakan keselarasan dalam keberagaman. (GAN/SUC)