Tutup Iklan X

Toilet Fasum Tapi Bayarnya Tak Umum

Redaksi Banyuwangihits.id

BANYUWANGIHITS.ID – Penjaga toilet di sebelah selatan Gesibu Blambangan menarik pungutan Rp 5.000 kepada pelajar yang menggunakan fasilitas umum.

Pengunjung yang membludak itu ternyata menjadi kesempatan bagi penjaga toilet untuk meraup untung.

Aji mumpung pun diduga dilakukan pengelola toilet umum di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Blambangan Banyuwangi.

Kemarin, Senin 12 September 2022, ribuan pelajar SD sedang mengikuti kegiatan gosok gigi masal di Lapangan Blambangan.

RTH Blambangan saat itu memang ramai sekali. Tidak hanya ribuan siswa SD. Disana juga berkumpul pelajar SMP dan SMA sederajat. Di lokasi tersebut sedang berlangsung Festival Literasi yang digelar oleh Dinas Perpustakaan Daerah.

Ratusan pelajar tampak dihadirkan untuk meramaikan kegiatan itu. Bahkan di pagi hari siswa TK mengikuti lomba mewarnai di tempat tersebut. Sedangkan puluhan siswa SD tampak mengikuti lomba bercerita.

Tidak sedikit peserta acara yang digelar Ikatan Dokter Gigi Indonesia (IDGI) itu kebelet pipis, sehingga terpaksa menggunakan toilet umum di sebelah lapangan basket.

Baca juga :  Wapres Gibran Turun ke Sawah Bersama Petani dan Kementan Perbaiki Sistem Tanam dan Hilirisasi Industri Gula

Didit, bocah SD yang kebelet pipis sempat menyerahkan uang pecahan Rp 10 ribu kepada penjaga toilet usai pipis. Namun, bocah laki-laki itu hanya menerima uang Rp 5 ribu sebagai kembalian.

Indira, siswa SMA yang diutus sekolahnya untuk menyaksikan Festival Literasi mengaku menyesal sudah menggunakan fasilitas toilet di RTH Blambangan. Pungutannya terlalu mahal untuk ukuran kantong pelajar.

“Kasihan kalau ada pelajar yang tidak bawa banyak uang saku karena kami disuruh ke Blambangan tadi pagi mendadak,” katanya.

Hal senada disampaikan Bu Watik, yang sempat menggunakan jasa toilet di RTH Blambangan. Menurutnya, tarif Rp 5 ribu tidak sewajarnya untuk ukuran toilet di ruang publik.

Sebab RTH Blambangan bukan obyek wisata. Apalagi fasilitas umum itu dibangun oleh pemerintah daerah.

“Yang wajar saja nariknya. Misalkan Rp 2 ribu. Apalagi kalau pelajar yang pakai toilet,” ujarnya. (RED/YAT)