Tradisi Bubak Bumi: Simbol Syukur dan Kelestarian Alam Petani Banyuwangi

BANYUWANGIHITS.ID – Menyambut awal musim tanam, petani dari delapan kecamatan di Banyuwangi menggelar tradisi tahunan Bubak Bumi di Dam Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Senin (30/09). Tradisi ini merupakan wujud syukur kepada Sang Pencipta atas panen melimpah dan upaya menjaga kelestarian alam.
Bubak Bumi telah menjadi bagian dari kearifan lokal yang dilestarikan turun-temurun oleh petani yang tinggal di sepanjang aliran sungai Kalibaru. Tradisi ini melibatkan warga dari Kecamatan Tegalsari, Bangorejo, Pesanggaran, Siliragung, Cluring, Purwoharjo, Muncar, dan Tegaldlimo. Sejarah Dam Karangdoro, yang dibangun pada 1921 oleh Pemerintah Hindia Belanda dan sempat rusak akibat banjir pada 1929, turut memperkuat makna dari ritual ini.
Pj. Sekda Banyuwangi, Dr. Ir. Guntur Priambodo, M.M., menekankan pentingnya peran Dam Karangdoro sebagai sumber irigasi bagi 16.165 hektar sawah di delapan kecamatan tersebut.
“Keberadaan dam ini sangat vital untuk produktivitas pertanian di Banyuwangi. Kita harus menjaga kebersihan sungai agar aliran air tetap lancar,” ujarnya.
Festival Bubak Bumi 2024 diakhiri dengan tabur bunga sebagai penghormatan kepada Ir. Sutedjo, tokoh yang memimpin pembangunan dam, serta prosesi menuangkan dawet ke sungai sebagai simbol harapan agar air selalu melimpah untuk menyuburkan pertanian. (DIN/SUC)