Masa Tunggu Keberangkatan Haji Lebih 90 Tahun, Ternyata Ini Sebabnya

BANYUWANGIHITS.ID – Estimasi keberangkatan jemaah haji ke Tanah Suci semakin lama, beberapa provinsi bahkan masa tunggunya lebih dari 90 tahun.
Penyebab daftar tunggu ibadah haji di Indonesia yang semakin lama akhirnya terungkap.
Itu semua karena belum ada kepastian kuota ibadah haji dari pemerintah Arab Saudi untuk tahun 2023. Pengurangan kuota tahun 2022 juga menjadi pemicu panjangnya antrean daftar tunggu ibadah haji.
Kasubdit Siskohat Ditjen PHU Hasan Afandi menjelaskan, mundurnya estimasi keberangkatan ibadah haji disebabkan bilangan pembagi daftar tunggu didasarkan pada kuota haji tahun berjalan.
“Estimasi keberangkatan selalu menggunakan angka kuota tahun terakhir sebagai angka pembagi. Tahun ini kebetulan kuota haji Indonesia hanya 100.051 atau sekitar 46% dari kuota normal tahun-tahun sebelumnya,” terang Hasan Afandi, dikutip dari situs Kemenag.
Sebelum ada kepastian kuota penyelenggaraan haji 1443 H pada pertengahan Mei 2022, maka bilangan asumsi yang digunakan sebagai bilangan pembagi masih menggunakan kuota berdasarkan MoU penyelenggaraan haji 2020 yakni 210 ribu. Tapi itu batal karena masih pandemi Covid-19.
Sejak ada kepastian bahwa kuota haji 1443 H adalah sekitar 100 ribu, maka bilangan pembaginya mengalami penyesuaian.
“Inilah yang secara otomatis menyebabkan estimasi keberangkatan semakin lama. Sebab, ketika kuota turun, maka otomatis estimasi keberangkatan akan naik,” jelasnya.
Estimasi ini akan terus berjalan sampai dengan adanya kepastian kuota haji pada tahun 1444 H/2023 M. Jika kuota kembali normal, misalnya kembali ke 210 ribu atau bahkan lebih, maka estimasi keberangkatan akan mengalami penyesuaian.
Hasan memastikan, perubahan estimasi keberangkatan bukan karena naiknya jumlah pendaftar dalam kurun Mei – Juni 2022 (setelah penetapan kuota haji 1443 H).
Kalau kenaikan jumlah pendaftar, dampaknya hanya pada pendaftar baru, tidak ada pengaruhnya terhadap perubahan estimasi keberangkatan jemaah haji yang sudah lama mendaftar.
“Bila kuota nasional kembali 100 persen, secara otomatis estimasi keberangkatan akan menyesuaikan kembali, karena sistem aplikasinya memang begitu,” tutupnya. (RED/YAT)