Mediasi Rusaknya Jalan Desa Cantuk Akibat Dampak Pertambangan Galian C Gagal
BANYUWANGIHITS.ID – Pemerintah Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, gelar mediasi rusaknya jalan Desa Cantuk akibat dampak dari pertambangan Galian C di Desa Bedewang, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, di Pendopo Kecamatan Singojuruh, Kamis (05/01/23). Hadir dalam mediasi tersebut Camat Singojuruh, Kepala Desa Cantuk, Kepolisian Sektor Singojuruh, Koramil Singojuruh, Lembaga Paguyuban Pekerja Material Banyuwangi (LPPMB), Aliansi Persaudaraan Pejuang Armada Material Banyuwangi (APPAMWANGI), dan ratusan supir truk material.
Dalam forum tersebut Kepala Desa Cantuk H. Mashudi berkeluh kesah pada pimpinan pemerintah dari mulai Muspika, hingga ke tingkat kabupaten perihal rusaknya jalan Desa Cantuk akibat aktivitas pertambangan galian C. Pihaknya bersama warga, juga tidak melakukan gerakan penutupan jalan atau pelarangan terhadap Truk pembawa material pasir yang melintas.
“Saya sudah berkeluh kesah kepada atasan Pak Camat, APH, hingga ke Pemerintah Kabupaten Banyuwangi tidak ada respon atas rusaknya jalan desa kami. Kami juga menuntut jika ada Perbub namun tidak diterapkan dicabut saja Perbunya agar tidak menambah permasalahan, ” Kata Mashudi sembari berbicara di hadapan forum.
Sementara itu Camat Singojuruh Bambang Santoso usai acara selesai di depan awak media mengatakan, Pemerintah Kecamatan Singojuruh hanya sebagai fasilitator dalam persoalan tersebut. Apa pun hasil dari pertemuan ini, pihaknya akan meneruskan ke Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk terus mengambil langkah-langkah berdasar agar kondisi di Kecamatan Singojuruh tetap kondusif.
“Kalau kami hanya penjembatan, nantinya akan kita sampaikan ke Pemerintah Kabupaten Banyuwangi (atasan), ” ucap Bambang Santoso.
Bambang menambahkan, kalau dari Kepala Desa Cantuk masih bersih kukuh agar jalan desa tidak rusak akibat dampak dari aktifitas pertambangan galian C. Pasalnya kerusakan jalan juga berdampak buruk bagi masyarakat yang melintas khususnya warga Desa Cantuk.
“Kepala desa tetap bersikukuh menolak, karena jalan rusak tersebut juga sering mengakibatkan kecelakaan warga yang melintas, ” imbuhnya. (DIN/DIC)
