Tutup Iklan X

PDIP Naik Pitam Baliho Ganjar-Mahfud Dicopot Saat Kunjungan Presiden Jokowi di Bali

Foto: Tangkap Layar/Antara

 

Banyuwangihits.id – Sejumlah elite PDIP angkat suara menanggapi pencopotan baliho Ganjar Pranowo-Mahfud MD serta bendera partai saat kunjungan Presiden Joko Widodo di Bali pada Selasa (31/10/23).

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengaku kecewa. Padahal, saat Presiden Jokowi kunjungan ke Sumatera Barat sepekan sebelumnya, baliho bergambar Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka bertebaran sepanjangan jalan. Hasto menilai insiden yang terjadi di Bali dan Sumatera Barat sangat kontradiktif.

“Apa yang terjadi dengan kehadiran Bapak Presiden di Sumbar, dengan yang terjadi di Bali, ternyata dua hal yang sangat kontradiktif,” ujarnya.

Sementara itu, politikus senior PDIP Mayjen TNI (purn) TB Hasanuddin mengaku tersinggung dengan pencopotan sejumlah baliho Ganjar-Mahfud di Bali saat kunjungan Presiden. Anggota Komisi I DPR itu akan menyelidiki lebih lanjut aksi pencopotan baliho dan bendera partainya. Hasan menduga ada upaya provokasi lewat aksi tersebut.

“Sebagai kader PDI Perjuangan saya merasa tersinggung dengan pencabutan baliho Pak Ganjar dan Pak Mahfud dan bendera yang merupakan lambang kebanggaan kami hanya karena ada kunjungan Presiden ke Bali untuk meninjau harga,” kata Hasan, Rabu (11/11/23).

Baca juga :  Polresta Banyuwangi Tebar Kepedulian di Panti Jompo dan Panti Asuhan Jelang Hari Bhayangkara ke-79

Buntut insiden tersebut, Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Bali, I Gusti Jaya Negara telah mengimbau para kader partai dan relawan Ganjar-Mahfud MD tetap menjaga kedamaian dan kondusifitas di Bali.

“Saya mendapatkan informasinya sudah. Tapi kan tidak mau banyak berkomentar itu kan dari berita, intinya kita tidak terlalu jauh berkomentar, sangat sedih karena situasi itu terjadi di Bali,” ucap Jaya Negara.

Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya pun angkat suara merespons hal itu. Dia menjelaskan alasan pencopotan baliho capres-cawapres Ganjar-Mahfud saat kunjungan Presiden murni tak bermuatan politis.

Mahendra menjelaskan, penertiban alat sosialisasi politik, termasuk pencopotan baliho Ganjar-Mahfud di sekitar lokasi kunjungan kerja Jokowi dimaksudkan untuk menjaga netralitas kegiatan Presiden. Penertiban itu murni mengacu pada prosedur tetap (protap) kunjungan kenegaraan, baik itu presiden maupun wakil presiden.

“Salah satu kegiatan yang dilakukan Bapak Presiden di Gianyar adalah penyerahan bantuan paket sembako kepada masyarakat. Hal ini merupakan implementasi kebijakan pemerintah dalam pengendalian inflasi. Sehingga pembersihan alat sosialisasi politik itu penting agar acara yang dilaksanakan tak bernuansa politik,” kata Mahendra dalam keterangan tertulis, Rabu (01/11/23). (Redaksi)