RSUD Genteng Banyuwangi Resmi Hadirkan Operasi Minim Sayatan untuk Atasi Penyakit Kantong Empedu.

BANYUWANGIHITS.ID – RSUD Genteng Banyuwangi resmi menghadirkan layanan operasi minim sayatan atau laparoskopi untuk penanganan penyakit kantong empedu sejak Sabtu, 6 Desember 2025. Layanan ini dihadirkan sebagai bagian dari peningkatan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat Banyuwangi dan sekitarnya.
Dengan metode laparoskopi, tindakan operasi dilakukan melalui sayatan kecil sehingga pasien merasakan nyeri yang lebih ringan, risiko infeksi lebih rendah, serta proses pemulihan lebih cepat dibandingkan operasi konvensional. Pasien pun dapat kembali beraktivitas dalam waktu relatif singkat.
RSUD Genteng juga terus melakukan peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui pelatihan dan pengembangan kompetensi tenaga medis agar pelaksanaan tindakan berjalan optimal.
Sebagai rumah sakit rujukan di wilayah selatan Banyuwangi, RSUD Genteng di bawah kepemimpinan dr. Sugiyo terus berkomitmen mengembangkan layanan unggulan khususnya di bidang bedah. Upaya tersebut dilakukan melalui peningkatan kompetensi tenaga medis, pemanfaatan alat berteknologi modern, serta pelayanan yang mengutamakan kenyamanan pasien.
Menurut Dokter Spesialis Bedah RSUD Genteng, dr. Nurul Huda, penerapan teknologi operasi minim sayatan memberikan manfaat yang signifikan bagi pasien. Pasien dinilai mengalami efek samping pasca operasi yang lebih ringan dibandingkan metode konvensional.
“Teknik minimal invasif ini memberikan hasil yang sangat baik. Pasien merasakan nyeri pasca operasi yang jauh lebih ringan, risiko infeksi lebih rendah, serta pemulihan yang lebih cepat dibandingkan operasi terbuka,” jelas dr. Huda, Sabtu (6/12/2025).
Ia mengungkapkan, sebagian pasien bahkan sudah diperbolehkan pulang pada hari yang sama atau setelah menjalani satu hari perawatan. Hal ini membuat pasien lebih cepat kembali beraktivitas, sekaligus menekan biaya perawatan serta meningkatkan kenyamanan setelah operasi.
Selain mempercepat proses pemulihan, tindakan kolesistektomi laparoskopi juga hanya meninggalkan bekas luka yang kecil dan hampir tidak terlihat.
“Keunggulan ini tentu menjadi nilai tambah, terutama bagi pasien yang mempertimbangkan aspek estetika,” ujar dr. Huda.
Meski memiliki banyak keunggulan, dr. Huda menegaskan bahwa setiap pasien tetap harus menjalani pemeriksaan dan evaluasi medis sebelum tindakan operasi dilakukan. Langkah ini penting sebagai penilaian kondisi pasien agar prosedur dapat dilaksanakan dengan aman.
“Setiap tindakan medis pasti memiliki risiko. Karena itu, penilaian kondisi pasien sangat penting agar prosedur ini aman,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur RSUD Genteng, dr. Sugiyo, menyampaikan dukungan penuh terhadap pengembangan layanan operasi modern tersebut. Menurutnya, inovasi ini sejalan dengan visi Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, dalam membangun pelayanan kesehatan yang mudah diakses dan berkualitas.
“Sesuai arahan ibu Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, pelayanan kesehatan harus prima dan menyentuh semua kalangan. Inovasi ini juga sebagai bentuk adaptasi rumah sakit terhadap kebutuhan masyarakat di era layanan kesehatan yang terus berkembang,” katanya.
Dengan adanya layanan operasi minim sayatan ini, masyarakat Banyuwangi kini tidak perlu lagi dirujuk ke luar daerah untuk mendapatkan penanganan penyakit kantong empedu dengan metode laparoskopi. RSUD Genteng berharap layanan ini mampu mempercepat penanganan pasien sekaligus meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan daerah. (Redaksi)
