Setelah 3 Tahun Absen, Ritual Adat Kebo-keboan kembali Digelar

Banyuwangihits.id – Setelah absen 3 tahun akibat pandemi, Ritual Adat Kebo-keboan ahirnya digelar kembali pada Minggu (30/07/23).
Tak pelak ribuan pengunjung memadati jalanan Dusun Krajan, Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi.
Tak hanya dari kalangan masyarakat umum saja, beberapa pejabat juga hadir dalam kegiatan yang rutin digelar setiap bulan Muharram atau oleh masyarakat Jawa disebut Bulan Suro.
Tampak dalam acara ini Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas, Ketua Askab Banyuwangi Anton Sujarwo beserta Rombongan, juga sejumlah tokoh publik lainnya.
Dalam sambutannya, Bupati Banyuwangi mengatakan bahwa Pemkab sangat mendukung diadakannya kegiatan ini karena merupakan bentuk Ikhtiar kepada Tuhan.
“Ritual ini merupakan agenda tahunan yang merupakan bentuk ikhtiar masyarakat kepada Tuhan sehingga ritual ini mengandung makna yang baik,” ujarnya.
Ipuk juga menambahkan, seraya berdoa, niat doa masyarakat Alasmalang dapat dikabulkan dengan diadakannya kegiatan tersebut.
“Pemkab berkomitmen mendukung dan mempromosikan berbagai kegiatan budaya. Semoga dengan ritual ini, hajat kita dapat dikabulkan Tuhan,” imbuhnya.
Serangkaian acara digelar dalam menyambut kegiatan ini sejak Senin (24/07/23), dan runtutan acara menuju Ritual Adat Kebo-keboan sudah dimulai pada Sabtu (29/07/23) diawali dengan selamatan dusun, dilanjutkan dengan menanam hasil bumi di tengah jalan.
Kemudian, pada tengah malamnya, dilakukan ngandoh peras atau memasang sesaji oleh sesepuh desa di empat penjuru yang dipercaya sebagai pagar desa.
Puncaknya yakni Ritual Ider Bumi oleh warga yang berdandan menyerupai hewan kerbau mengawal sosok putri yang berdandan sebagai Dewi Sri, sang Dewi Padi.
Salah satu pemeran kerbau putih bernama Selamet Suwito mengungkapkan rasa syukurnya setelah diberi kesempatan turut berpartisipasi melestarikan Ritual Adat Kebo-keboan.
“Alhamdulillah dapet kesempatan untuk nguri-nguri atau menjaga budaya tinggalannya buyut yang ada di Dusun Krajan, Alasmalang,” ungkapnya.
Pria yang akrab disapa Mamet itu mengaku, persiapannya dalam menampilkan Sendratari Dewi Sri Temurun tidak memakan waktu lama.
“Alhamdulillah cepet sih kalau persiapannya. Karena semangatnya temen-temen muda untuk menjaga budaya yang ada di Alasmalang ini,” katanya. (IND/NWA)