Tutup Iklan X

STAIDU Banyuwangi Libatkan BPBD dalam KKN Tematik Pentahelix

Ketua STAIDU Banyuwangi, Zainal Aris Masruchi, Kamis (16/12). Jaenudin/Banyuwangihits.id

BANYUWANGIHITS.ID – Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Ulum (STAIDU) Banyuwangi menggelar KKN Tematik. Konsep yang diusung cukup menarik, yaitu pentahelix.

Pentahelix merupakan gabungan unsur Pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media bersatu padu dalam upaya mewujudkan misi yang sama.

KKN tematik tersebut melibatkan BPBD Provinsi Jawa Timur, BPBD Kabupaten Banyuwangi, dan FPRB Kabupaten Banyuwangi. Tema yang diambil adalah upaya peningkatan kapasitas desa dalam penanggulangan bencana.

Ketua STAIDU Banyuwangi, Zainal Aris Masruchi, mengatakan, upaya pendampingan pengurangan resiko bencana berbasis masyarakat sangat diperlukan. Apalagi akan dilakukan pendampingan dengan metode KBBM secara berkelanjutan.

KBBM adalah program Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat (KBBM) atau Community Based Disaster Preparedness (CBDP). Program tersebut untuk pemberdayaan kapasitas masyarakat dalam mengambil tindakan inisiatif untuk mengurangi dampak bencana yang terjadi di lingkungan tempat tinggalnya.

“Prinsip KBBM adalah kemitraan program  hanya akan berhasil optimal jika terjalin kemitraan dan partisipasi yang tinggi dari semua komponen masyarakat, pemerintah, LSM, maupun institusi lainnya,” kata Zainal Aris, Kamis (16/12/2021).

Baca juga :  RSMU Surabaya Gelar Operasi Katarak Gratis di Banyuwangi, Gunakan Teknik Mutakhir Feco

Kedua, Advokasi. Program KBBM sangat memerlukan upaya advokasi, sosialisasi, dan kerja sama dari semua pihak yang berkepentingan dalam upaya penanggulangan bencana.

“Upaya advokasi ini diharapkan dapat membina komunikasi dan kerja sama yang kuat dalam pencapaian tujuan program,” terang Zainal Aris.

Yang ketiga, adalah Pemberdayaan. Dalam program KBBM harus dilaksanakan dengan memberdayakan kapasitas masyarakat. Sebab, tumbuhnya ketidakpastian situasi lingkungan, fisik, sosial, ekonomi, dan politik menyebabkan warga menjadi sangat rentan terhadap bahaya dan dampak bencana.

“Hal ini memerlukan sebuah upaya agar kapasitas masyarakat dapat diberdayakan melalui pengorganisasian dan pengerahan masyarakat dalam penanggulangan bencana, penyadaran sosial-ekonomi dan lingkungan, pendidikan atau pelatihan, dan sebagainya,” jelas Zainal Aris.

Sementara itu Sekretaris BPBD Kabupaten banyuwangi  Mujito mengatakan, upaya peningkatan ketangguhan masyarakat dalam penanggulangan bencana merupakan pengetahuan yang sangat penting.

“Seperti contoh di Desa Pesanggaran, yang merupakan wilayah KRB tsunami dan banjir dengan kategori sedang. Pengetahuan tentang itu harus diketahui masyarakat,” ungkap Mujito. (DIN/DIK)