Tutup Iklan X

Tampung Aspirasi Mahasiswa, Michael Edy Hariyanto, S.H.,M.H., Rela Duduk di Jalan

Pimpinan DPRD Kabupaten Banyuwangi Michael Edy Hariyanto, S.H., M.H., saat Duduk Bersama Belasan Mahasiswa di Jalan Depan Kantor DPRD Banyuwangi, Senin (17/02).

 

BANYUWANGIHITS.ID – Aksi demo Mahasiswa di jalan depan Kantor DPRD Kabupaten Banyuwangi menjadi perhatian banyak masyarakat Kota Gandrung. Pasalnya, Pimpinan DPRD Kabupaten Banyuwangi Michael Edy Hariyanto, S.H., M.H., rela duduk di jalan bersama peserta aksi demo guna menampung aspirasi puluhan intelektual dari Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi.

“Semua tuntutan ini masuk akal, supaya pendidikan tidak dipangkas habis-habisan. Bahkan harus ditambah, yang lain dipangkas boleh tapi pendidikan tidak boleh,” ucap Michael Edy Hariyanto, S.H., M.H., Senin (17/02/25).

Pimpinan DPRD Banyuwangi mengatakan, pihaknya akan terus mengawal aspirasi kawan-kawan mahasiswa hingga ke pemerintah pusat. Khusus di Banyuwangi, persoalan pendidikan akan terus diprioritaskan guna meningkatkan pendidikan lebih baik lagi.

“Kami akan meneruskan ke Presiden, sementara yang bisa diatasi di tingkat daerah mengenai gaji honorer dan sebagainya kita akan berbicara dengan Bupati,” kata Michael Edy Hariyanto, S.H., M.H.,

Menurut Michael, pihaknya bersama kawan-kawan dewan inten dalam menyuarakan nasib Guru honorer agar gajinya diperhatikan. Hal tersebut dilakukan lantaran guru merupakan ujung tombak dalam dunia pendidikan yang bertujuan mencerdaskan anak bangsa.

Baca juga :  Aktivitas Gunung Raung Meningkat, Masyarakat Diminta Waspada dan Tidak Mendekati Kawasan Rawan

“Dunia pendidikan menjadi prioritas kami untuk diperjuangkan di kursi legislatif,” tegas Tokoh Masyarakat yang juga menjabat Ketua DPC Partai Demokrat Banyuwangi.

Perlu diketahui, dalam aksi demo belasan Mahasiswa Untag Banyuwangi meminta Pemerintah Pusat tidak memangkas anggaran program pendidikan. Pasalnya hal tersebut dapat menimbulkan berbagai masalah. Meliputi berkurangnya jumlah tenaga pengajar, terbatasnya fasilitas pendidikan, dan tidak memadainya buku serta alat pembelanaran. (Redaksi)