Desa Penari Jadi Film Layar Lebar, Kades Bayu Cerita Versi Aslinya

BANYUWANGIHITS.ID – Cerita tentang KKN Desa Penari dikisahkan ulang oleh Kepala Desa Bayu, Sugito, ketika berbincang dengan Kepala Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Ali Nurfatoni.
Percakapan tentang KKN Desa Penari yang kini telah menjadi film layar lebar dan diburu penonton bioskop tersebut diunggah oleh Kades Sumberarum Ali Nurfatoni di Channel YouTube.
Dalam versi aslinya, Sugito membenarkan tentang cerita 11 mahasiswa asal Surabaya yang KKN di Desa Bayu, Kecamatan Songgon.
“Itu terjadi tahun 2009, catatan di Kantor Desa Bayu ada. Waktu itu saya masih jadi kepala dusun,” ungkap Sugito.
Dapat seminggu KKN di balai desa, mereka mengunjungi Rawa Bayu. Ketika itu, 13 tahun silam, begitu sampai di Rawa Bayu satu pasangan sejoli yang ikut dalam KKN tersebut terpisah dari rombongan.
Menurut informasi yang didengar oleh Sugito, pasangan sejoli itu berjalan jauh meninggalkan Rawa Bayu dan sampai di daerah Pendarungan.
“Jarak antara Pendarungan dengan Rawa Bayu sekitar 2 kilometer. Disana ada bekas bangunan kongsi yang telah dikosongkan oleh perkebunan pada tahun 2000,” cerita Sugito.
Kongsi itu dikosongkan karena jumlah penduduk yang semula 18 KK menyusut dan tinggal sedikit sehingga dikosongkan.
“Karena penduduknya tinggal sedikit Kongsi dikosongkan dan dipindah ke Kali Telepak,” ujar Kepala Desa Bayu.
Lantaran sejak tahun 2000 – 2009 tak dihuni, kondisi kongsi perkebunan di Pendarungan memprihatinkan.
“Bangunan bekas kongsi tak terawat banyak ditumbuhi rayutan (semak belukar) dan bangunan mulai rusak,” tambahnya.
Nah, menurut Sugito, pasangan kekasih dari mahasiswa KKN yang memisahkan diri dari rombongan dan sampai di Pendarungan ternyata melakukan perbuatan tak senonoh di sana.
“Usai melakukan perbuatan tak senonoh itu keduanya pulang ke Rawa Bayu. Di tengah jalan bertemu dengan orang tua,” tutur Sugito.
Keduanya kemudian diajak singgah oleh orang tua tersebut dan diiyakan. Pasangan sejoli mahasiswa KKN itupun masuk sebuah gubuk ghaib.
“Di dalam gubuk itu mirip istana, banyak makanan enak dan banyak penarinya. Setelah puas keduanya pamit pulang,” ujar Kades Bayu. (RED/YAT)