Tutup Iklan X

Pengamat Politik Nilai Gibran di Luar Ekspektasi Saat Debat Cawapres

Gibran Rakabuming Raka Saat Debat Cawapres Pilpres 2024 di JCC, Jumat (22/12)

 

Banyuwangihits.id – Debat kedua Pilpres 2024 telah dilaksanakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (22/12/23). Dalam debat cawapres tersebut, pengamat menilai Gibran Rakabuming Raka tampil di luar ekspektasi.

Gibran tampil panas sejak awal dengan mengkonfrontasi pernyataan kedua rivalnya. Misalnya saat Muhaimin Iskandar menyampaikan ingin membuat 40 kota baru selevel Jakarta. Gibran menyerang dengan membandingkan sikap Cak Imin terhadap pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Ia heran dengan sikap Cak Imin yang menggagas pembangunan kota baru, tetapi tidak mendukung pembangunan IKN.

“Gus Muhaimin ini agak aneh ya, ingin bangun 40 kota selevel Jakarta, tetapi enggak setuju sama IKN. Tapi monggo lah, ya enggak apa-apa,” ucap Gibran.

Gibran juga melakukan serangan jebakan dengan istilah-istilah yang asing didengar publik selama ini. Dia bertanya ke Mahfud tentang carbon capture and storage, lalu ia bertanya tentang SGIE ke Imin. Serangan-serangan itu membuat ‘goyah’ Mahfud dan Imin. Bahkan, Cak Imin jujur mengakui tak tahu apa yang dimaksud Gibran. Sementara Mahfud menjelaskan secara umum yang justru dinilai Gibran tak menjawab pertanyaanya.

Baca juga :  Gunung Raung Kembali Erupsi, Jalur Pendakian Kalibaru Ditutup Sementara

Peneliti Charta Politika Ardha Ranadireksa menilai Gibran tampil mengejutkan. Ia menjawab publik yang selama ini ragu akan kecerdasannya beretorika. Mahfud dan Muhaimin diprediksi akan jauh mengungguli Gibran. Ternyata, Ardha menilai tampil dengan terstuktur.

“Anggapan sebelumnya memang kita sama-sama tahu Cak Imin dengan kemampuan di politik, Mahfud dengan ‘prestasi’ saat berhadapan dengan Komisi III DPR,” ucap Ardha, Jumat (23/12/23).

“Saya lihat dia cukup siap menjelaskan dan menerima pertanyaan,” ujarnya.

Pengamat politik Universitas Andalas Asrinaldi menilai penampilan Gibran mirip dengan Jokowi di debat capres dua pilpres sebelumnya, terutama dalam hal gaya bicara. Selain itu, ia juga melihat Gibran banyak bicara soal program-program ekonomi Jokowi, mulai dari pengembangan sumber daya manusia hingga hilirisasi industri. Penggunaan istilah asing yang dilakukan Gibran untuk menyerang lawan juga disorot.

“Mirip Jokowi, tetapi lebih berisi daripada Jokowi. Mirip, saya pikir mirip. Dia memainkan sentimen dan dukungan massa. Psikologi massa dimainkan. Seakan dia banyak hal dan lawan tidak tahu,” ucap Asrinaldi.

Baca juga :  Puluhan Glondongan Kayu Jati Ilegal Diamankan Petugas Gabungan

Senada, Ardha juga menilai taktik penggunaan istilah asing Gibran mirip Jokowi, hanya berbeda cara penyampaiannya. Menurut Ardha, Jokowi tampil tenang di setiap debat. Sementara itu, Gibran terlihat tampil bak anak muda yang emosinya menggebu-gebu.

“Jokowi tidak pernah attacking dan gayanya lebih tenang. Gibran sementara lebih attacking karena mungkin karena masih muda juga,” ujar Ardha.

Ardha menduga gaya menyerang Gibran juga dipengaruhi nasib Prabowo saat debat capres. Ia menyebut Prabowo menjadi sasaran tembak, terutama oleh Anies Baswedan. Gibran terlihat hendak membalas serangan Anies dengan menyasar Imin. Ardha melihat strategi itu berhasil, terutama saat Imin tak bisa menjawab soal SGIE yang ditanya Gibran. (Redaksi)