PT ASDP Ketapang Tidak Melayani Tiket Pejalan Kaki Maupun Kendaraan Bermotor.
BANYUWANGI, Banyuwangihits– PT ASDP Ketapang mempersiapkan pelaksanaan kebijakan peniadaan mudik di Pelabuhan Ketapang maupun Gilimanuk yang mereka kelola. Pelaksanaannya akan nampak saat masa peniadaan mudik mulai tanggal 6 sampai 17 Mei 2021, nanti.
General Menejer PT ASDP Ketapang Suharto mengatakan, di masa peniadaan mudik, penumpang pejalan kaki maupun berkendara tidak dilayani. Namun ada pengecualian untuk penumpang dalam kondisi-kondisi tertentu.
Mereka yang dikecualikan dan boleh menyeberang Jawa – Bali diantaranya orang-orang yang memiliki kepentingan khusus, perjalanan dinas, Satgas Covid-19, dan TNI-Polri yang sedang berdinas. Selain itu kepentingan damkar, ambulance yang mengantar orang sakit, orang yang mengantar orang sakit, dan orang yang keluarganya meninggal dunia.
“Keluarganya kan perlu datang itu, biasanya ada SIKM (surat izin keluar masuk). Kalau dari desa, ya ada keterangan dari kepala desa,” kata Suharto Minggu (2/5/2021).
Dia menjelaskan orang-orang yang dikecualikan dan boleh menyeberang di masa peniadaan mudik, harus membawa surat tugas atau surat keterangan kondisi mereka. Bila sedang melakukan perjalanan dinas harus membawa surat dinas, dan jika mengantar orang sakit harus membawa surat keterangan medis.
Selain persyaratan dokumen itu, penumpang yang dikecualikan dan boleh menyeberang harus memperlihatkan surat hasil tes Covid-19. Bentuknya boleh hasil tes PCR, Antigen atau GeNose.
“Peraturannya sama untuk semua pelabuhan Kecuali perintis, kalau perintis tidak ada pembatasan,” kata Suharto lagi.
Selain itu kendaraan muatan logistik diharuskan diperbolehkan menyeberang. Lantaran mereka membawa berbagai bahan pangan antar Jawa-Bali yang dibutuhkan masyarakat.
Seminggu sebelumnya, di Pelabuhan Tanjung Wangi nampak Kapal Perintis Sabuk Nusantara 92 sandar di dermaga. Selain menurunkan penumpang, kapal juga hendak mengangkut orang tujuan Sapeken, Pagerungan Besar, Kangean, Sapudi, Kalianget, Masalembo, Keramaian, Masalembo, dan Surabaya.
Rasiani salah satu calon penumpang mengaku cepat-cepat pulang agar bisa mudik. Meskipun kapal perintis tidak dikenai peniadaan mudik, dia khawatir perjalanan mudik akan terhambat mendekati lebaran.
“Kemarin kesini harga tiketnya Rp 20 ribu. Ini dari rumah keponakan, jemput anak yang datang dari Bali. Ya cepat pulang biar bisa mudik,” kata Rasiani. (Hermawan)