Tutup Iklan X

Permudah Peternak di Banyuwangi, Mahasiswa Poliwangi Gagas Kandang Puyuh Berbasis IoT

Mahasiswa Dari UKM Robotika Poliwangi Sedang Mengecek Aplikasi Kabut di Kandang Ternak Puyuh Warga Kecamatan Genteng. (Foto : Ikhwan Banyuwangihits.id)

 

BANYUWANGIHITS.ID – Mahasiswa yang tergabung UKM Robotika Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi) menggagas konsep peternakan canggih. Ya, konsep – konsep itu yakni kandang puyuh berbasis IoT (Internet Of Things).

 

Kandang puyuh berbasis IoT ini bertujuan mempermudah para peternak. Dalam artian peternak tidak perlu secara langsung datang ke kandang. Sambil bersantai, peternak sudah bisa memantau kondisi ternak langsung melalui handphone (HP).

 

Sebab, kandang puyuh berbasis IoT ini terintegrasi dengan telepon seluler, sehingga dapat mempermudah peternak puyuh memonitoring kondisi kandang.

 

Ketua Pelaksana UKM Robotika, Refita mengatakan, bahwa alat yang ditemukan bersama timnya tersebut dapat melakukan pembersihan kandang secara otomatis, monitoring suhu dan juga monitoring kondisi peternakan yang dapat dipantau secara real-time menggunakan aplikasi android.

 

“Karena ini dilengkapi dengan teknologi pembersih conveyor, sensor suhu dan kelembaban (DHT22) serta ESP22 Cam,” kata Refita, Jumat (27/08/2021).

 

Sebagai lokasi percontohan dilakukan di Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng. Lokasi ini dipilih karena memiliki potensi pengembangan peternakan burung puyuh yang baik.

 

“Salah satu peternakan puyuh yang ada di desa ini dapat memproduksi rata-rata 15 kg telur puyuh per hari,” sambungnya.

Baca juga :  KAI Terkini : 77.836 Pelanggan Gunakan Face Recognition untuk Boarding

 

Dia menjelaskan, kandang puyuh otomatis ini dapat dikendalikan jarak jauh menggunakan aplikasi KABUT atau Kandang Burung puyuh Terintegrasi pada telepon seluler. Cara kerja alat ini terdapat beberapa aspek yang dapat dijelaskan.

 

“Pertama alat ini menggunakan sistem pembersihan otomatis berbasis konveyor. Konveyor itu sendiri merupakan sabuk yang terhubung antara dua atau lebih katrol yang berputar satu arah dan biasa digunakan untuk mengangkut material,” ucapnya.

 

Dari kedua sisi katrol telah terhubung dengan generator sebagai penggerak konveyornya. Sistem penggerak pada alat kandang puyuh ini adalah menggunakan Motor AC (Mesin Pompa Air). Sehingga prinsip konveyor tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pembersih kotoran burung puyuh.

 

“Konveyor ini juga dilengkapi dengan sistem penjadwalan otomatis sehingga si peternak tidak harus menyalakan alat saat melakukan pembersihan,” jelas Refita.

 

Penjadwalan tersebut telah diatur dengan komponen yang bernama RTC (Real Time Clock) dan Relay. RTC itu sendiri merupakan komponen yang dapat mengatur waktu penjadwalan, dan Relay berfungsi sebagai saklar otomatis terhadap Motor AC.

 

Selanjutnya, dengan dibantu oleh aplikasi sistem kandang puyuh terintegrasi ini, peternak juga dapat melakukan monitoring suhu dan kelembaban secara langsung. Dengan ini, peternak lebih tahu akan kondisi suhu di ruangan kandang.

Baca juga :  Bupati Banyuwangi Imbau Karangan Bunga Diganti Sembako, Masyarakat Antusias Berpartisipasi

 

“Dalam aplikasi itu juga menawarkan beberapa fitur lain, diantaranya terdapat fitur untuk mempermudah kontrol sistem konveyornya dengan cara menekan tombol (on/off) pada aplikasi,” ujarnya.

 

“Juga terdapat riwayat untuk melihat hasil monitoring suhu dan kelembaban, pemantauan live streaming dengan menggunakan bantuan komponen ESP-32 Cam, sehingga Peternak dapat melihat langsung kondisi pada area kandang,” imbuh Refita.

 

Siti Masruroh, salah satu mitra mahasiswa mengaku terbantu dengan kandang berbasis internet itu. Dia berharap inovasi ini bisa diproduksi secara masal, agar para peternak burung puyuh lainnya dapat merasakan kemudahan.

 

“Semoga kandang otomatis ini dapat meringankan pekerjaan membersihkan kandang dan dapat meningkatkan produksi telur puyuh,” ucap Siti Masruroh.

 

Alfin Hidayat, Dosen pendamping program pengabdian tersebut mengatakan, bahwa apa yang dilakukan mahasiswanya tersebut merupakan salah satu wujud dari tri darma perguruan tinggi, yaitu pengabdian masyarakat.

 

“Setiap tahunnya, Poliwangi mengadakan program PHDB ini untuk memfasilitasi mahasiswa dalam mengimplementasikan keilmuan yang didapatkan selama proses perkuliahan kepada masyarakat,” papar Alfin. (IKHWAN/DIK).