Tutup Iklan X

Bupati Ipuk Fiestiandani Paparkan Akselerasi Pembangunan Banyuwangi di Raker SKK Migas 2025.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menjadi pembicara dalam Rapat Kerja Bidang Pengawas Internal SKK Migas di Banyuwangi. Foto: Redaksi

BANYUWANGIHITS.ID – Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menjadi pembicara dalam Rapat Kerja Bidang Pengawas Internal SKK Migas di Banyuwangi, Jumat (19/12/2025), karena keberhasilan pembangunan daerah yang menarik perhatian banyak pihak. 

Dalam paparan, Ipuk menceritakan tantangan yang dihadapi sejak awal kepemimpinannya pada 2020 di tengah pandemi Covid-19, dan bagaimana kolaborasi kebijakan yang terarah membantu Banyuwangi mempertahankan stabilitas ekonomi meskipun menghadapi tekanan besar.

“Itu karena percepatan pembangunan yang kami lakukan secara kolektif serta kebijakan yang terarah. Sehingga kami bisa melalui itu semua,” kata Ipuk.

Ia menekankan pentingnya kerja bersama, pengawasan ketat, dan monitoring evaluasi (monev) dalam setiap program agar kebijakan benar-benar berdampak bagi masyarakat.

“Tidak ada program tanpa monev. Karena kalau tidak diawasi, laporan bisa terlihat baik, tapi ternyata tidak berdampak pada capaian kinerja dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Ipuk.

Ipuk juga menyampaikan tantangan geografis Banyuwangi sebagai kabupaten terluas di Jawa Timur dan fokus prioritas pembangunan yang telah diterapkan, yaitu pengentasan kemiskinan, peningkatan kualitas SDM, dan penguatan sektor unggulan seperti pariwisata, pertanian, perikanan, UMKM, serta ekonomi kreatif.

Baca juga :  Banyuwangi Raih Predikat Kabupaten dengan Tata Kelola Terbaik 2025 dari Kemendagri

Selain itu, Pemkab Banyuwangi mendorong percepatan digitalisasi layanan publik sebagai infrastruktur penting yang mendukung pemerataan akses dan pelayanan lebih cepat ke masyarakat.

“Inovasi menjadi kunci keberhasilan kami. Tapi inovasi versi kami jelas kriterianya, tidak menambah SDM, tidak menambah anggaran, dan tidak membuat aplikasi baru. Inovasi bagi kami adalah kreativitas memaksimalkan kondisi yang ada,” kata Ipuk.

Pemkab juga mendorong digitalisasi layanan publik serta inovasi yang efisien tanpa menambah beban anggaran atau sumber daya manusia. Hasilnya, capaian makro Banyuwangi terus meningkat, angka kemiskinan turun hingga 6,13% pada 2025, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,72%, serta pendapatan per kapita menembus Rp 62 juta per tahun.

“Semua ini kami lakukan dengan satu kunci, yaitu komitmen kepemimpinan dan pengawasan. Dengan begitu, pembangunan bisa berjalan cepat, berkelanjutan, dan benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” terang Ipuk.

Pengawas Internal SKK Migas, Irjen Pol (Purn) Ibnu Suhendra, mengatakan keberhasilan pembangunan Banyuwangi menjadi inspirasi dan alasan utama daerah ini dipilih sebagai tuan rumah rapat kerja.

Baca juga :  Humanis dan Edukatif, Mayur Kamtibmas Polresta Banyuwangi Digelar di Desa Singojuruh

“Kami melihat Banyuwangi sebagai contoh keberhasilan. Tadi disampaikan oleh Ibu Bupati bagaimana inovasi, kerjasama, dan pengawasan atau monev dijalankan secara konsisten. Ini sangat relevan dan bisa menjadi inspirasi bagi institusi, termasuk SKK Migas,” kata Ibnu. 

Diskusi rapat juga mencakup rencana kerja SKK Migas 2026 untuk mendukung peningkatan lifting migas nasional dan peluang pengembangan pariwisata unggulan di Banyuwangi, termasuk gagasan pengembangan akses wisata Kawah Ijen. (Redaksi)