Tutup Iklan X

Ibu Rumah Tangga di Banyuwangi Sulap Sampah Jadi Kerajinan Keren dan Menarik

Eni Kustanti (54) saat menunjukan vas limbah styrofoam hasil kreasinya. (Foto: Ikhwan Banyuwangi Hits)
Eni Kustanti (54) saat menunjukan vas limbah styrofoam hasil kreasinya. (Foto: Ikhwan Banyuwangi Hits)

BANYUWANGI, Banyuwangihits – Sampah seringkali selalu menjadi masalah yang seolah sulit untuk dituntaskan. Hal itu lantaran sejumlah sampah sulit terurai sehingga hanya dibiarkan menumpuk dan tentunya berpotensi merusak lingkungan.

Atas dasar keresahan tersebut ibu rumah tangga Eny Kustanti (54) warga Kelurahan/Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, merasa harus membuat gerakan untuk sedikit mengatasi masalah tersebut.

Dengan jemari-jemari kreatifnya ia memproduksi kerajinan berbahan dasar sampah. Diantaranya adalah limbah styrofoam, baju bekas hingga serabut kelapa.

Ditemui di kediamannya, perempuan paruh baya ini mengaku gagasan mendaur ulang ini muncul saat dia melihat sampah-sampah yang dibiarkan menumpuk di bantaran sungai dekat rumahnya.

“Saya bahkan kerap melihat sampah di sungai yang membuat aliran itu tidak lancar, sehingga saya merasa ini harus dicarikan solusi” kata Eny sapaan akrabnya, Senin (14/6/2021).

Terlebih, kata Eny, di sungai-sungai itu banyak ditemui sampah-sampah styrofoam. Dimana bahan ini kerap digunakan untuk barang ‘expanded polystyrene (EPS)‘ atau busa polistirena yang diperluas (busa EPS) yang tentunya sulit terurai.

“Awalnya saya membuat kerajinan dari baju-baju bekas, serabut kelapa. Kemudian styrofoam karena sulit terurai akhirnya juga saya manfaatkan untuk dibuat vas. Saya sekarang lebih fokus di situ karena masih jarang orang yang membuatnya,” ungkapnya.

Eny juga mengaku bila kegemarannya dalam mendaur ulang sampah itu bertujuan agar sampah itu bisa kembali memiliki nilai guna. Tak tanggung dia sudah menjalankan hobinya ini sejak 2 tahun silam ini dengan tekad ikhlas untuk menjaga lingkungan.

“Sejak awal saya melakukan ini untuk mengusir sepi dan sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan. Kalau mengorientasikan pada uang, khawatirnya proses daur ulang ini malah tidak jalan. Karena untuk saat ini warga juga lebih berminat vas berbahan plastik daripada yang seperti ini. Tetapi sebagai wujud kepedulian lingkungan saya tetap membuatnya,” ujarnya.

Sebagai perempuan pioner yang mengusung spirit go green dia turut membagikan tips dan trik proses daur ulang styrofoam, agar bisa diikuti oleh khalayak umum.

“Pertama styrofoam dihaluskan dengan blender atau juga bisa diparut. Kemudian dicampur semen dengan perbandingan 1:1, tambahkan air lalu dicetak dan dicat sesuai keinginan,” bebernya.

Dia berharap ke depannya proses daur ulang sampah semacam ini juga bisa diikuti oleh setiap masyarakat, menjadi inspirasi untuk masyarakat. Sehingga setidaknya problem-problem mengenai sampah bisa sedikit tertangani. (Ikhwan/Her)


Berita Terkait

Tidak ada berita terkait yang ditemukan ...