Bupati Ipuk Terima Penghargaan TPID Terbaik Jatim, Inflasi Banyuwangi Lebih Rendah dari Provinsi

BANYUWANGIHITS.ID – Kabupaten Banyuwangi kembali menorehkan prestasi tingkat provinsi dengan meraih penghargaan sebagai Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) berkinerja terbaik kategori Pelaksana Program Peningkatan Produktivitas Off Farm Terinovatif 2025 di Jawa Timur.
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, kepada Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, dalam forum High Level Meeting (HLM) TPID, TP2DD, dan TP2ED se-Jawa Timur yang digelar di Surabaya, Selasa (25/11/2025).
“Terima kasih kepada Ibu Gubernur yang terus memberikan support terhadap berbagai program yang dijalankan Banyuwangi,” ujar Ipuk.
Pada forum tersebut, Ipuk juga mendapat kesempatan untuk memaparkan berbagai langkah strategis yang dilakukan Banyuwangi dalam menjaga stabilitas inflasi daerah. Ia menyampaikan bahwa keberhasilan pengendalian inflasi tidak lepas dari soliditas seluruh pemangku kepentingan yang terlibat.
“Kami terus berkoordinasi dengan mitra kami yang tergabung dalam tim teknis TPID seperti Bank Indonesia, Bulog, TNI-Polri, BPS, hingga Badan Pangan Nasional (BPN), untuk menjaga inflasi tetap stabil,” kata Ipuk.
Ipuk juga menjelaskan salah satu program unggulan dalam pengendalian inflasi, yakni Eko-Sunwangi (Ekosistem Sunrise of Java Banyuwangi). Program ini mengintegrasikan upaya pengendalian inflasi dengan penyediaan pangan bergizi bagi masyarakat.
Program Eko-Sunwangi mengimplementasikan inovasi Balance Solution yang berfungsi sebagai reduktan pupuk dan pembenahan tanah, melalui penerapan teknologi PPAI (Plant and Soil Health, Productivity, Assistance, and Innovation). Inovasi ini melibatkan kolaborasi Pemkab Banyuwangi bersama PT PAI (Pandawa Agri Indonesia), Danone Banyuwangi, Perum Bulog, IPB University, serta kelompok tani.
Melalui teknologi tersebut, penggunaan pupuk kimia dapat ditekan, ekosistem tanah diperbaiki, serta dihasilkan varietas padi biofortifikasi seperti Inpari IR Nutri Zinc, IPB 9G, dan IPB 15S, yang diproduksi sebagai beras “Sunrise of Java” dengan kandungan nutrisi tinggi.
“Pemanfaatannya terbukti meningkatkan produktivitas panen dari 10 persen hingga 15 persen. Meningkat dari 788.704 ton pada 2023 menjadi 749.783 ton pada 2024. Inovasi ini juga menekan biaya produksi petani,” terang Ipuk.
Selain inovasi di sektor pertanian, Banyuwangi juga terus mengoptimalkan pengendalian inflasi melalui berbagai langkah seperti monitoring dan evaluasi pasokan pangan, stabilisasi harga pasar, pelaksanaan pasar murah, serta Gerakan Pangan Murah yang melibatkan Bulog, Bank Indonesia, gapoktan, asosiasi petani, dan berbagai mitra lainnya.
“Alhamdulillah berkat kerja sama seluruh pihak, pada Oktober, Banyuwangi mencatatkan inflasi bulanan (month to month) sebesar 0,22 persen. Lebih rendah dari nasional dan provinsi,” kata Ipuk.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memberikan apresiasi atas berbagai inovasi pengendalian inflasi yang dilakukan daerah. Menurutnya, forum High Level Meeting menjadi komitmen bersama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang inklusif.
“Terima kasih atas atensi para bupati/walikota. Dari forum ini, penting untuk kita petakan bersama, bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif, sehingga makin tumbuh dan mengurangi angka pengangguran terbuka di daerah kita masing-masing,” kata Khofifah. (Redaksi)
