Tutup Iklan X

Heboh Udara Dingin Yang Tak Wajar Di Malam Hari, Berikut Penjelasan BMKG Banyuwangi

Prakirawan Badan Meteorologi klimatologi dan Geofisika Kelas III Banyuwangi Ganis Diyah Limaran. (Foto: Ikhwan Banyuwangi Hits)
Prakirawan Badan Meteorologi klimatologi dan Geofisika Kelas III Banyuwangi Ganis Diyah Limaran. (Foto: Ikhwan Banyuwangi Hits)

BANYUWANGI, Banyuwangihits – Akhir-akhir ini sejumlah wilayah di Indonesia dilanda fenomena hawa dingin yang terjadi dimalam hari. Kabupaten Banyuwangi menjadi salah satu wilayah yang terdampak adanya hawa dingin yang tak wajar tersebut.

Prakirawan Badan Meteorologi klimatologi dan Geofisika Kelas III Banyuwangi Ganis Diyah Limaran menyebut fenomena ini terjadi akibat menguatnya monsoon Australia. Dimana pada kondisi ini angin yang bersifat dingin dan kering berhembus dari Australia menuju Indonesia.

“Terjadinya udara dingin dimalam hari terjadi karena disiang hari tutupan awan cenderung sedikit. Sehingga panas yang masuk ke Bumi kemudian langsung dipantulkan ke luar angkasa, panas tidak tersimpan secara otomatis panas langsung dikeluarkan,” katan Ganis sapaan akrabnya, Selasa (6/7/2021).

Fenomana hawa dingin ini menurut Ganis menjadi peristiwa yang umum terjadi. Umumnya terjadi pada puncak musim kemarau, oleh masyarakat Jawa fenomena ini biasa disebut dengan bediding.

“Nah kondisi ini terjadi umumnya pada puncak musim kemarau. biasanya terjadi pada bulan Juli ataupun pada bulan Agustus,” ujarnya.

Baca juga :  Warga Banyuwangi Tangkap Binturong yang Dikira Babi Ngepet

Ganis menyebut beberapa hal wajib diwaspadai masyarakat pada kondisi hawa dingin diantaranya dehidrasi dan alergi. Sehingga ia menghimbau masyarakat memperhatikan pola konsumsi.

“Terutama pola asupan minuman agar tidak dehidrasi. Kesehatan kulit sering-sering menggunakan pelembab,” pungkasnya.

Terkait fenomena ini dampak dari Aphelion atau bumi sedang berada dititik terjauh dengan matahari Ganis menyebut itu bukan menjadi ranah BMKG.

“Itu bukan menjadi ranah kami, kami meninjau dari sisi meteorologis nya. Untuk Aphelion itu menjadi ranah dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN),” tandasnya. (Ikhwan/Her)