Kalster Penularan Covid-19 di Banyuwangi Capai 12.
BANYUWANGI, Banyuwangihits- Klaster penularan Covid-19 di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, terus bertambah. Hingga hari Jumat ini terdeteksi 12 klaster, mulai dari klaster hajatan hingga klaster pembutan peti buah.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Banyuwangi, Wiji Lestariono membenarkan bertambahnya jumlah klaster Covid-19 tersebut. Kata dia, yang terbaru yaitu, klaster puskesmas dan klaster pembuatan peti buah.
“Untuk klaster pembuatan peti buah ini jumlahnya cukup mengejutkan, dari hasil treacing ditemukan 48 orang positif Covid-19,”ujar Rio sapaan akrabnya
Bertambahnya klaster penularan virus corona di Banyuwangi ini, menambah tingginya kasus harian penularan Covid-19 di Kabupaten ujung Timur Pulau Jawa tersebut. Hingga hari ini Banyuwangi masih menduduki posisi pertama kasus harian positif Covid-19 di Provinsi Jawa Timur, yang mencapai 88 kasus. Sedangkan untuk total kasus dari 12 klaster itu mencapai 234 orang positif Covid-19.
“Klaster pembuta peti buah, itu besar ada 48 orang. Mereka kerja di satu tempat, dan itu semakin menguatkan keyakinan kita bahwa penularan itu terjadi di kerumunan ketika orang buka masker. Hajatan kerumunan, ziarah Wali Songgo kerumunan dan pasti buka masker ketika mereka makan atau minum atau ngobrol. Pembuat peti buah kerumunan juga,”kata Rio Jumat (25/6/2021)
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Banyuwangi, Wiji Lestariono menambahkan, treacing dan testing terhadap 12 klaster penularan Covid-19 itu terus dilakukan. Karena seluruh klaster yang ditemukan tersebut masih aktif dan berpotensi menularkan ke masyarakat lebih luas.
“Treacing terus kita lakukan ya di 12 klaster itu, Namun saya yakin jika masyarakat mematuhi protokol kesehatan seluruh klaster akan cepat hilang,”papar Rio
Sementara itu, untuk menekan penyebaran Covid-19 di Banyuwangi, Pemerintah akan kembali melakukan pemusatan isolasi terhadap masyarakat yang terkonfirmasi positif Covid-19 katagori OTG.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, isolasi terpusat itu ditempatkan di Balai Diklat ASN Licin. Sebab kata Ipuk, isolasi mandiri dirasa tidak epektif dan berpotensi menularkan ke orang lain.
“Isolasi terpusat kita berlakukan sejak hari ini Jumat (25/6/2021), karena semakin meningkatnya kasus Covid-19 ini , isolasi mandiri sudah tidak evektif lagi. Takutnya isolasi mandiri justru menambah kasus positif Covid-19,”pungkas Ipuk (Hermawan)