Terancam Bangkrut, Praktisi Radio Minta Pemerintah Beri Subsidi Gaji
BANYUWANGI, Banyuwangihits – Pemberlakuan PPKM yg dilakukan oleh pemerintah dampaknya sangat dirasakan oleh industri Radio di Banyuwangi.
Herdy Heriyanto, Ketua Jaringan Radio Siaran Banyuwangi (JRSB) mengatakan, salah satu dampaknya iklan di radio semakin tidak menentu. Padahal menurutnya iklan merupakan sumber pendapatan satu – satu nya bagi industri radio.
“Mulai dari awal kasus covid -19 sebetulnya sudah kami rasakan menurunnya pendapatan radio. Ditambah lagi adanya pemberlakuan PPKM yg terus diperpanjang, sehingga dampaknya semakin terasa”, jelasnya
Jika PPKM masih terus diperpanjang dan kondisinya terus seperti ini, pihaknya mengaku tidak tau sampai kapan mampu bertahan agar tak gulung tikar.
“Operasional kami besar, karena bayar listrik, gaji karyawan, pajak dan BPJS yang harus kami tanggung tiap bulanya. Belum lagi tiap tahun kita juga harus bayar IPP (Izin Penyelengaraan Penyiaran), ISR (Izin Siaran Radio) dan sebagainya yang nilainya sangat besar”, tambahnya.
Ironisnya kata dia, sampai saat ini, pemerintah belum peduli dengan nasib pengelola radio di kota gandrung ini.
“Jika pemerintah sudah bisa membantu pada sektor lain, kenapa ke kami kok tidak?”, tegasnya
Menurutnya radio juga merupakan salah satu ujung tombak dalam menyampaikan informasi. Seperti salah satunya iklan himbauan masyarakat tentang pandemi covid -19 yang disiarkan setiap hari.
Sebab itu pihaknya berharap pemerintah deerah atau pusat, memperhatikan nasib radio swasta. Sebab tak bisa dipungkiri saat ini dampaknya sangat dirasakan.
Selain itu dia juga berharap pemerintah memberikan kebijakan untuk meringankan pengelola radio, seperti subsidi gaji karyawan, subsidi listrik atau pengurangan pembayaran IPP dan ISR. (Irham/Her)