Saat Khutbah Gerhana Bulan, Katib Syuriah PCNU Banyuwangi Mengajak Selalu Mengingat Allah

BANYUWANGI, Banyuwangihits – Katib Syuriah PCNU Banyuwangi KH. Sunandi Zubaidi mengajak kepada seluruh umat muslim untuk selalu mengingat Allah SWT. Ajakan tersebut disampaikannya saat khutbah sholat gerhana bulan yang di Pondok Pesantren Kampung Kitab Kuning al-Kalam, Desa Badean, Kecamatan Blimbingsari pada Rabu, 26 Mei 2021.
“Peristiwa gerhana bulan yang sedang terjadi dan disaksikan saat ini, sesungguhnya tak lebih dari kekuasaan Allah. Maka kita bersyukur dapat secara langsung menyaksikan kedahsyatan ini semua,” ungkap Gus Sunandi – sapaan karibnya.
Dia juga menganjurkan kepada jamaah agar senantiasa membaca tasbih dan tahmid sebagai perantara mengingat keagungan-NYA.
“Semua yang ada di langit dan yang ada di bumi bertasbih kepada Allah SWT. Dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana,” pesan Pengasuh Pondok Pesantren Kampung Kitab Kuning al-Kalam, Desa Badean, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi dari terjemahan Surat al-Hadid ayat 1.
Dia pun menjelaskan bahwa fenomena gerhana bulan akibat kesejajaran matahari, bulan, dan bumi dari perspektif tiga dimensi dengan bumi berada tepat di tengah keduanya.
Matahari dan segenap tata surya kita membutuhkan waktu 220–225 juta tahun guna menyelesaikan sekali putaran mengelilingi pusat Bima Sakti. Galaksi Bima Sakti kita
adalah salah satu galaksi terbesar dalam semesta raya, berisikan tak kurang dari 400 milyar bintang.
“Segenap bintang tersebut berputar mengelilingi pusat galaksi yang berisikan benda
langit sangat berat dengan bobot 4 juta kali lipat Matahari kita. Subhanallah. Maha Suci Allah,” jelas Gus Sunandi.
“Shalat Gerhana Bulan merupakan shalat sunah yang sangat dianjurkan dan mulai disyariatkan pada Jumadal Akhirah 5 H menurut pendapat yang kuat,” sambung dia.
Gus Sunandi juga mengajak jamaah momentum gerhana bulan untuk selalu introspeksi diri.
“Tidak lain adalah berintrospeksi betapa lemah dan rendah diri ini di hadapan Allah. Artinya, meningkatnya pengagungan kepada Allah berbanding lurus dengan menurunnya sikap takabur, angkuh atas segala kelebihan diri dalam aspek apapun,” pesan dia menutup khutbahnya.
Muhammad Sauqi salah satu pengurus Pondok Pesantren Kampung Kitab Kuning al-Kalam menyebutkan, pelaksanaan shalat gerhana bulan malam itu dilaksanakan sesuai dengan ketentuan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
“Seluruh jamaah tetap menggunakan masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak. Sebab memang memiliki tantangan yang tidak mudah dalam pelaksanaan ibadah di tengah pandemi seperti sekarang,” jelas Sauqi.
Penulis : Muhammad Sholeh Kurniawan